KOMPAS.com - Sigmund Freud adalah ahli saraf dan ilmuwan psikologi asal Austria yang dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis.
Semasa hidup, ia banyak melahirkan teori yang tidak hanya berpengaruh dalam kajian psikologi, tetapi juga psikoterapi, psikiatri, serta seluruh bidang humaniora.
Di sisi lain, tidak sedikit teori Sigmund Freud yang ditentang beberapa ahli psikologi dan membuatnya menjadi sosok kontroversial.
Kendati demikian, Sigmund Freud tetap diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh pada abad ke-20, di mana pemikirannya berkontribusi banyak bagi berbagai bidang keilmuan.
Berikut ini biografi Sigmund Freud.
Baca juga: Biografi Herbert Spencer, Bapak Darwinisme Sosial
Sigmund Freud lahir di Freiberg, Austria, pada 6 Mei 1856 dengan nama Sigismund Schlomo Freud.
Ia merupakan putra dari Jakob Freud dan Amalia, sebuah keluarga keturunan Yahudi yang miskin.
Saat Sigmund Freud berusia tiga tahun, keluarganya pindah ke Leipzig, sebelum akhirnya menetap di Wina dalam waktu yang lama.
Pada 1865, ia berhasil masuk ke Leopoldstadter Kommunal-Realgymnasium, salah satu sekolah terkemuka.
Sigmund Freud merupakan siswa yang pandai dan lulus pada 1873 dengan predikat sangat memuaskan.
Ia banyak belajar sastra, menguasai bahasa Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, Ibrani, Latin, dan Yunani, serta penggemar karya-karya William Shakespeare.
Di usia 17 Tahun, Freud masuk Jurusan Kedokteran Universitas Wina dan mendapatkan gelar doktor of medicine pada 1881.
Baca juga: Biografi Emile Durkheim, Bapak Sosiologi Modern
Sigmund Freud memulai karier media pada 1882 di Rumah Sakit Umum Wina dan diangkat sebagai dosen neuropatologi di Universitas Wina satu tahun kemudian.
Di samping itu, ia banyak menghabiskan waktu di klinik kejiwaan Theodor Meynert untuk mengikuti ketertarikannya dalam pekerjaan klinis.
Pada 1886, Freud sempat pergi ke Paris untuk belajar kepada Jean-Martin Charcot, seorang ahli saraf yang sedang melakukan penelitian tentang hipnotis dan histeria.
Pengalaman inilah yang mengantarkannya ke arah praktik psikopatologi medis.
Pada 1886, Freud bekerja sebagai psikiatri gangguan saraf di sebuah lembaga swasta yang didirikannya bersama Joseph Breuer.
Dari situlah Freud melakukan banyak eksperimen dan menghasilkan banyak penemuan besarnya.
Baca juga: Biografi Max Weber, Pencetus Dasar Sosiologi Modern
Sebagian besar teori psikologi Sigmund Freud banyak diilhami oleh drama Shakespeare.
Berikut beberapa teori yang dilahirkan Sigmund Freud.
Teori Psikoanalisis adalah teori yang menjaleaskan tentang perkembangan kepribadian manusia.
Inilah teori yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud yang membagi tiga hal pembentuk sistem dalam diri manusia, yaitu id, superego, dan ego.
Id adalah sistem kepribadian yang asli dan dibawa sejak lahir. Sementara ego, yang menjadi mediator antara id dan superego, adalah tumbuh kembang dari nilai dan konstruksi sosiobudaya yang ada dalam masyarakat.
Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran.
Struktur kepribadian id-ego-superego bukan bagian-bagian yang menjalankan kepribadian, tetapi bekerja sama sebagai tim di bawah arahan ego.
Sehingga, meurut teori kepribadian Sigmund Freud, jika ketiga komponen tersebut berkaitan dengan seimbang, maka akan terbentuk kepribadian yang seimbang.
Baca juga: Selo Soemardjan, Bapak Sosiologi Indonesia
Menurut Sigmund Freud, psikologi sebenarnya lebih mengarah pada ketidaksaradan (Unconsciousness).
Pemikiran dan penemuan Sigmund Freud itu menentang psikologi tradisional yang cenderung berkutat pada alam kesadaran (consciousness).
Sigmund Freud kemudian mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu:
Salah satu teori Sigmund Freud yang kontroversial adalah Oedipus Kompleks.
Teori ini menggambarkan kompleks kejiwaan seorang anak laki-laki yang mencintai ibunya.
Nama Oedipus Kompleks sendiri diadaptasi dari cerita mitologi Yunani, Oedipus Rex, yang memiliki kisah yang sama.
Baca juga: Sumitro Djojohadikusumo, Penemu Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Menurut Sigmund Freud, para bayi terlahir dengan kemampuan untuk merasakan kenikmatan apabila terjadi kontak kulit.
Freud mengatakan kenikmatan itu serupa dengan rangsangan seksual, tetapi berbeda dari tipe rangsangan seksual yang dialami orang dewasa.
Teori perkembangan psikoseksual Freud juga banyak memicu protes dari masyarakat dan ilmuwan lain.
Selain itu, Sigmund Freud juga mengembangkan teori-teori mengenai histeria, mimpi, rayuan, seksualitas perempuan, dan masih banyak lainnya.
Kondisi kesehatan Sigmund Freud mulai menurun sejak 1923. Dalam perkembangannya, ia terkena kanker saluran pernapasan karena kebiasaan merokok sejak usia 24 tahun.
Sigmund Freud meninggal di London, Inggris, pada 23 September 1939 dalam usia 83 tahun.
Meski teorinya kerap memicu kontroversi, Sigmund Freud tetap diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh pada abad ke-20, di mana pemikirannya berkontribusi banyak bagi berbagai bidang keilmuan.
Referensi: