Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Karate di Indonesia

Kompas.com - 18/03/2022, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karate merupakan salah satu kesenian bela diri yang tidak menggunakan senjata apa pun, alias tangan kosong.

Kesenian bela diri Karate berasal dari negara Jepang. Pada 1957, Karate dapat dikatakan mengalami puncak keemasan.

Kala itu, Karate sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan di Japan Karate Association (JKA), baik di Jepang maupun dunia.

Sejak saat itu, cabang olahraga Karate, yang mulanya diperkenalkan oleh Bapak Karate Modern, Cichin Funakoshi, mulai berkembang di negara lain, salah satunya Indonesia.

Lalu, bagaimana sejarah Karate di Indonesia?

Baca juga: Perkembangan Olahraga Indonesia Era Orde Baru

Karate masuk ke Indonesia

Pihak yang membawa Karate ke Indonesia ternyata bukan orang Jepang, melainkan beberapa mahasiswa bernama Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan, dan Ottoman Noh, yang baru saja kembali dari Negeri Sakura.

Sekembalinya di Indonesia pada 1960-an, mereka mendirikan Dojo, yaitu tempat pertandingan untuk semua cabang seni bela diri Jepang, di Jakarta.

Dojo inilah yang menjadi tonggak awal diperkenalkannya Karate di Indonesia.

Selanjutnya, mereka membentuk sebuah wadah yang dinamakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI), yang diresmikan pada 10 Maret 1964.

Diketahui aliran Karate pertama kali yang masuk ke Indonesia adalah Shoto-kan.

Shoto-kan adalah aliran Karate yang dikembangkan oleh Gichin Funakoshi sejak 1868 hingga 1957 dan putranya, Gigo Yoshitaka Funakoshi.

Baca juga: Olahraga Bela Diri: Pengertian, Teknik Dasar, Jenis, dan Fungsinya

Perkembangan

Beberapa tahun setelah PORKI berdiri, muncul mahasiswa-mahasiswa Indonesia dari Jepang, seperti Setyo Haryono, Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin, dan Chairul Taman, yang ikut mengembangkan Karate di Indonesia.

Mereka dibantu mengembangkan Karate oleh orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia, seperti Matsusaki, Ishi, Hayashi, dan Oyama.

Karate disambut dengan baik oleh masyarakat Indonesia, dibuktikan dengan munculnya berbagai organisasi pengurus Karate dengan berbagai alirannya.

Sayangnya, perbedaan aliran ini memicu terjadinya konflik dalam tubuh PORKI.

Kendati demikian, masalah tersebut berhasil diselesaikan setelah terjadi kesepakatan dari para tokoh Karate untuk kembali bersatu dan fokus mengembangkan Karate di Indonesia.

Oleh sebab itu, pada 1972, Kongres ke-IV PORKI menghasilkan dibentuknya suatu wadah karate bernama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

Dari awal FORKI berdiri sampai saat ini, organisasi ini diurus oleh Pengurus Besar (PB) yang sudah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum.

Baca juga: Pencak Silat, Seni Bela Diri Warisan Dunia

Aliran karate

Menurut Japan Karatedo Federation dan World Karate Federation, ada empat gaya utama dalam karate, yaitu:

  • Shotokan
  • Goju-Ryu
  • Shito-Ryu
  • Wado-Ryu

Selain itu, ada beberapa aliran besar lain juga seperti Kyokushin, Shorin-Ryu, dan Uechi Ryu, yang sudah menyebar hingga ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

 

Referensi: 

  • Poesponegoro, Marwati Djoened. (2019). Sejarah Nasional Indonesia Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com