Sejarah Terbentuknya Divisi Siliwangi

KOMPAS.com - Divisi Siliwangi merupakan komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Banten dan Jawa Barat. 

Saat ini, Divisi Siliwangi dikenal dengan nama Komando Daerah Militer III/Siliwangi.

Divisi Siliwangi dibentuk pada 20 Mei 1946. 

Nama Siliwangi sendiri diambil dari nama Prabu Siliwangi, raja yang memerintah Kerajaan Sunda Galuh selama 39 tahun.

Baca juga: Mengapa Perjanjian Renville Merugikan Indonesia?

Awal Terbentuk

Lima hari pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya 22 Agustus 1945, pemerintah Indonesia membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Fungsi BKR adalah sebagai wadah perjuangan Indonesia. 

Namun, setelah tentara Sekutu kembali ke Indonesia usai Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, kondisi Indonesia mulai tidak aman.

Akhirnya, pemerintah Indonesia pada 5 Oktober 1945 mengeluarkan maklumat yang berisi pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Tentara inti dalam TKR diambil dari bekas Pembela Tanah Air (PETA), kesatuan militer Indonesia yang dibentuk Jepang.

Jawa Barat kebagian untuk membentuk Komandemen-I TKR yang membawahi tiga divisi, yaitu Divisi I (Banten dan Bogor), Divisi II (Jakarta dan Cirebon), dan Divisi III (Priangan).

Pada 20 Mei 1946, ketiga divisi ini dijadikan satu dengan nama Divisi Siliwangi, bermarkas di Tasikmalaya.

Tiga hari kemudian, 23 Mei 1946, diadakan rapat seluruh komandan Jawa dan Madura.

AH Nasution kemudian terpilih sebagai Panglima Divisi Siliwangi. AH Nasution memimpin Divisi Siliwangi bersama ajudannya bernama Umar Wirahadikusumah.

Setelah Nasution dijadikan Panglima Komando Jawa tahun 1948, Divisi Siliwangi dipimpin oleh Letnan Kolonel Daan Jahja.

Satu tahun kemudian, Kolonel Daan Jahja ditawan oleh Belanda dan posisinya pun digantikan oleh Letnan Kolonel Sadikin. 

Baca juga: Ali Sadikin: Kebijakan, Peran, dan Pencapaiannya 

Artikel ini telah tayang di Historia.id dengan judul "Konflik Kawan Seiring".