Masalah itu disebabkan oleh pemborosan dari anggota kekaisaran, gagal panen, kampanye militer, dan membengkaknya biaya untuk melawan pemberontak dari Mongol.
Keadaan ini menimbulkan kelaparan hingga memaksa tentara untuk meninggalkan pos mereka dan melakukan perampokan.
Pada 1632, kekaisaran mulai kewalahan mengatasi para pemberontak dan negara semakin hancur akibat wabah dan bencana alam.
Puncak kekacauan terjadi pada 1642, saat sekelompok pemberontak menghancurkan tanggul Sungai Kuning dan menimbulkan banjir yang menewaskan ratusan ribu orang.
Di tengah kehancuran Dinasti Ming, dua pemimpin pemberontak bernama Li Zicheng dan Zhang, sama-sama mengambil alih bagian negara yang terpisah dan mendirikan dinasti baru.
Setelah Beijing jatuh ke tangan Li Zicheng, kaisar Ming terakhir, Chongzhen, memilih untuk bunuh diri pada 1644.
Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasan Dinasti Ming di China.