Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kitab Ramayana: Penulis, Isi, dan Kisahnya

Kompas.com - 27/05/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu peninggalan sejarah adalah Kitab Ramayana yang dikarang oleh Walmiki.

Kitab Ramayana menceritakan kisah kepahlawanan Sang Rama, raja terkenal dari India, yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, dengan ibu kota di Ayodhya.

Menurut pandangan Hindu, Rama adalah awatara Dewa Wisnu yang turun ke bumi pada zaman Tretayuga.

Di dalam Kitab Ramayana diceritakan tentang kisah Rama dan Sita atau Sinta, inkarnasi dari Laksmi yang merupakan istri Dewa Wisnu.

Selain itu, diceritakan pula kepahlawanan Rama dan perjalanannya mengalahkan raksasa Rawana.

Ramayana terdapat dalam sastra Jawa dalam bentuk Kakawin Ramayana yang telah digubah dalam Bahasa Jawa Kuno.

Pujangga penciptanya diperkirakan hidup di Mataram Kuno pada masa pemerintahan Dyah Balitung, atau sekitar 870 M.

Namun, Kakawin Ramayana versi Jawa tidak sepenuhnya mengacu pada kisah kepahlawanan dari India yang ada di Kitab Ramayana.

Baca juga: Kitab Negarakertagama: Sejarah, Isi, dan Maknanya

Pembagian dan Isi Kitab Ramayana

Kitab Ramayana dibagi atas tujuh Saptakanda yang terdiri dari 24.000 sloka (ayat).

Adapun pembagian dan isi Kitab Ramayana adalah sebagai berikut.

1. Balakanda

Kitab Balakanda menceritakan tentang Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu Kausalya, Keikayi, dan Sumitra.

Dari ketiga permaisurinya, Prabu Dasarata mempunyai empat putra, yaitu Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna.

Pada kitab ini diceritakan pula kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, putri Prabu Janaka.

2. Ayodhyakanda

Dalam Kitab Ayodhyakanda, diceritakan bahwa Rama adalah putra tertua Prabu Dasarata dari permaisuri Kausalya.

Sementara Lakshmana dan Satrughna adalah putra Sumitra, dan Bharata adalah putra dari istri kesayangan raja, Keikayi.

Prabu Dasarata yang telah tua bermaksud menobatkan Rama sebagai putra mahkota dan calon penggantinya.

Namun atas permintaan Keikayi, Rama diusir ke hutan rimba selama 14 tahun dan Bharata dinobatkan sebagai pewaris takhta.

Sita dan Lakshmana meminta untuk mengiringi Rama dan diizinkan.

Saat Prabu Dasarata wafat, Bharata menolak dinobatkan sebagai raja dan menyusul Rama untuk memintanya kembali.

Setelah Bharata gagal membujuk Rama kembali Ayodhya, ia memerintah kerajaan atas nama kakaknya.

Baca juga: Kitab Sutasoma: Pengarang, Isi, dan Bhinneka Tunggal Ika

3. Aranyakanda

Kitab Aranyakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan.

Adik Rawana yang bernama Sarpanaka muncul dan hidungnya dipotong oleh Laksmana.

Sarpanaka melaporkan hal itu kepada Rawana dan menganjurkannya untuk menculik Sita.

Sita kemudian ditempatkan di taman Asoka, taman sari Alengka.

4. Kiskindhakanda

Kitab ini menceritakan tentang Rama yang bersekutu dengan Sugriwa, yang dibuang ke rimba oleh saudaranya, Subali.

Rama pun membantu Sugriwa merebut takhtanya di Kerajaan Kiskenda.

Setelah itu, Sugriwa menyuruh Hanuman dan beberapa anak buahnya untuk mencari jejak Sita.

5. Sundarakanda

Dalam Kitab Sundarakanda, diceritakan Hanuman tiba di Alengka yang dikelilingi oleh para pengawal raksasa.

Meski sempat bertemu dengan Sita, Hanuman ditangkap dan hampir dihukum mati.

Pada akhirnya, Hanuman berhasil meloloskan diri dan membakar hampir seluruh Alengka.

Hanuman dan kawan-kawannya kemudian kembali kepada Rama untuk melaporkan keadaan Sita.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

6. Yuddhakanda

Kitab Yuddhakanda bercerita tentang pertempuran panjang antara pasukan Rama dan pasukan Rawana.

Dalam pertempuran ini, Rama dan Laksmana dilukai Indrajit dengan panah ularnya.

Kumbakarna, adik Rawana yang tidur enam bulan, dibangunkan dan maju berperang, tetapi tewas di tangan Rama.

Pada akhirnya, Rawana tewas dibunuh oleh Rama dan Wibisana dinobatkan menjadi raja Alengka.

Kendati demikian, Rama justru hendak meninggalkan Sita karena meragukan kesuciannya.

Setelah Sita membuktikan kesuciannya, Rama membawanya pulang ke Ayodhya.

Rama kemudian dinobatkan menjadi raja Ayodhya dan memerintah hingga 10.000 tahun.

7. Uttarakanda

Kitab ini menceritakan pengusiran Sita karena rakyatnya menyesali Rama yang mau menerima kembali istrinya setelah berada di tangan Rawana.

Sita kemudian ditinggalkan Laksmana di dekat padepokan Walmiki dan di situlah ia melahirkan bayi kembar, Kusa dan Lawa.

Saat Rama mengadakan upacara persembahan, Walmiki hadir bersama Kusa dan Lawa.

Anak kembar itu kemudian menyanyikan kisah Ramayana di hadapan Rama dan para tamu.

Setelah itu, Rama meminta Walmiki menjemput Sita untuk membuktikan kesuciannya.

Sita bersumpah di depan semua orang "Jika aku suci maka Bumi akan menelanku" dan tidak lama kemudian, ia pun ditelan Bumi.

Rama akhirnya meninggalkan ibu kota dan pergi menuju Sungai Sarayu, di mana ia meninggalkan tubuhnya dan naik ke surga.

 

Referensi:

  • Lal, P. (1995). Ramayana. (Djokolelono, Terjemahan). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com