Sistem pemerintahan yang dipakai oleh Brunei Darussalam adalah monarki absolut, yang dipimpin oleh sultan.
Brunei Darussalam memiliki sejarah perjalanan yang panjang, sebelum akhirnya merdeka dan bergabung menjadi anggota ASEAN.
Brunei Darussalam masuk menjadi anggota ASEAN pada 7 Januari 1984.
Berikut sejarah Brunei Darussalam menjadi anggota dari ASEAN.
Sejarah singkat kemerdekaan Brunei Darussalam
Pemerintahan Brunei Darussalam dengan bentuk kesultanan sudah ada sejak abad ke-14.
Kesultanan Brunei Darussalam mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah V (1485-1524).
Pada saat itu, luas wilayah Brunei Darussalam meliputi sebagian Pulau Kalimantan dan beberapa wilayah Filipina, seperti Kepulauan Sulu, Luzon, Mindanao, juga Manila.
Sejak kedatangan bangsa Eropa pada abad ke-16, Brunei Darussalam masuk ke dalam masa surut dan Inggris mulai menguasai Brunei Darussalam pada 1847.
Pada 1959, Brunei Darussalam menyatakan keinginannya untuk menjadi negara yang mandiri, tetapi tidak disetujui Inggris.
Penolakan tersebut menyebabkan terjadinya pemberontakan, yang berhasil dipadamkan oleh Inggris.
Pada 1960, Brunei Darussalam mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan Malaysia.
Brunei menolak karena masih ingin menjadi negara mandiri tanpa dikontrol siapa pun.
Pada 1967, Sultan Omar turun jabatan kemudian digantikan oleh anak sulungya, Sultan Hassanal.
Ketika Sultan Hassanal menjabat, tepatnya pada 1979, Inggris dan Brunei mulai melakukan perjanjian kerja sama dan persahabatan.
Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam secara resmi memperoleh kemerdekaannya, setelah satu abad dijajah oleh Inggris.
Menjadi anggota ASEAN ke-6
Brunei Darussalam masuk menjadi anggota ASEAN pada 7 Januari 1984, atau satu minggu setelah kemerdekaannya.
Masuknya Brunei Darussalam menjadi anggota ASEAN ke-6 bertepatan dengan sidang khusus para Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting) di Jakarta, Indonesia.
Dalam Dokumen Penerimaan Brunei Darussalam menjadi anggota ASEAN, dinyatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN setuju untuk menerima Brunei Darussalam menjadi anggota.
Brunei Darussalam dengan sungguh-sungguh menerima syarat-syarat keanggotaan dan sepakat untuk menyetujui seluruh deklarasi dan perjanjian ASEA.
Dokumen Penerimaan Brunei Darussalam kemudian ditandatangani oleh perwakilan dari lima negara anggota sekaligus pendiri ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura.
https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/06/180000979/perjalanan-brunei-darussalam-menjadi-anggota-asean