Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Tari Persembahan yang Dipentaskan untuk Tamu Kehormatan

Tari Persembahan berasal dari Riau, yang kini menjadi Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, berdasarkan hasil pemekaran pada 2002.

Berikut ini sejarah Tari Persembahan.

Lahirnya Tari Persembahan

Melansir disbud.kepriprov.go.id, lahirnya Tari Persembahan bermula dari musyawarah yang digelar di Pekanbaru pada 1957.

Dalam musyawarah tersebut, ditampilkan tarian dan lagu-lagu Melayu Riau, seperti Tari Serampang Dua Belas, Tari Mak Inang Pulau Kampai, Tari Tanjung Katung, dan Tari Lenggang Patah Sembilan.

Tarian-tarian tersebut kemudian diolah menjadi sebuah tari untuk menyambut tamu.

Dari situlah tercipta Tari Persembahan, atau kerap disebut sebagai Tari Makan Sirih atau Tari Sekapur Sirih.

Disebut demikian, karena pada saat pertunjukan, salah satu penari akan membawa kotak yang berisi sirih.

Tamu yang dianggap agung diberi kesempatan pertama untuk mengambil sirih sebagai bentuk penghormatan, kemudian diikuti oleh tamu yang lain.

Apabila tamu yang diberi sirih tidak mengambilnya, maka dianggap tidak sopan.

Bahkan pada zaman kerajaan dulu, raja bisa murka apabila sirih tersebut tidak dimakan oleh tamu agungnya.

Bagi masyarakat Riau, sirih merupakan media perekat dalam pergaulan.

Makna Tari Persembahan untuk acara penyambutan tamu menunjukkan bahwa orang Melayu sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.

Gerakan Tari Persembahan

Jumlah penari dalam Tari Persembahan umumnya ganjil, antara lima hingga sembilan orang remaja perempuan.

Satu di antara pernari tersebut dianggap spesial, karena akan menari sambil membawa kotak berisi sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau, sebagai persembahan kepada tamu kehormatan.

Para penari mengenakan baju yang biasa dipakai oleh mempelai perempuan, yaitu baju adat yang disebut Kurung Teluk Belanga.

Aksesori yang dipakai terdiri dari gelang, anting, dokoh, dan mahkota berhias pernak-pernik.

Gerakan Tari Persembahan cukup sederhana karena didominasi oleh gerakan tangan dan kaki.

Selain itu, ada gerakan menunduk sambil merapatkan telapak tangan, sebagai simbol penghormatan kepada para tamu yang datang.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/02/26/090000079/sejarah-tari-persembahan-yang-dipentaskan-untuk-tamu-kehormatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke