Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Bendera Indonesia Berwarna Merah dan Putih?

Warna merah dan putih membawa cerita filosofis dan perjuangan, menciptakan sebuah lambang yang melekat erat dengan identitas bangsa.

Lantas, mengapa merah dan putih dipilih sebagai warna bendera Indonesia?

Sejarah bendera merah putih

Asal mula penggunaan warna merah putih pada bendera beberapa negara di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya diyakini berasal dari mitologi Austronesia.

Warna merah diartikan sebagai simbol tanah, sedangkan putih menggambarkan langit.

Konsep merah dan putih kemudian diadopsi untuk melambangkan dualitas alam yang saling berhubungan, yaitu Ibu Bumi (merah) dan Bapak Langit (putih).

Kedua warna itu juga sering digunakan dalam acara adat istiadat suku Austronesia karena dipercayai dapat membawa kesaktian.

Beberapa negara yang tergabung dalam kelompok Austronesia, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Taiwan, serta Madagaskar menggunakan kombinasi warna merah dan putih pada bendera mereka.

Jika ditelusuri lebih dalam, bendera Merah Putih Indonesia ternyata telah berkibar sejak zaman Kerajaan Nusantara.

Pada masa pemerintahan kerajaan di wilayah Nusantara, panji-panji kebesaran yang mencakup warna merah dan putih sering kali diadopsi, termasuk oleh Kerajaan Majapahit (1293–1527 Masehi).

Menurut catatan Muhammad Yamin dalam bukunya 6.000 Tahun Sang Merah Putih (2017), Majapahit menjadi kerajaan pertama yang mengadopsi bendera merah putih sebagai simbol kebesarannya pada abad ke-13, diikuti oleh Kerajaan Kediri.

Begitu juga dengan Sisingamaraja IX dari Batak yang memakai warna merah menyala dan putih untuk bendera perangnya.

Di masa kejayaan Kerajaan Bugis Bone di Sulawesi Selatan, bendera merah putih menjadi lambang keagungan kerajaan.

Perang Aceh menjadi babak baru dalam perjalanan bendera merah putih.

Pejuang di Aceh menggunakan umbul-umbul berwarna merah dan putih dengan gambar pedang, matahari, bintang, bulan sabit, dan ayat suci Al Quran.

Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro juga menyaksikan penggunaan panji berwarna merah dan putih oleh pasukannya.

Selanjutnya, memasuki abad ke-20 atau era pergerakan nasional, bendera dengan warna merah dan putih berkibar saat pelaksanaan Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta) pada 28 Oktober 1928. Kongres ini menghasilkan Sumpah Pemuda.

Kala itu, Bendera Merah Putih diangkat sebagai simbol protes dan semangat oleh pelajar dan kaum nasionalis sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Makna Bendera Merah Putih

Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya pada 7 September 1944, Indonesia mendapatkan janji untuk merdeka suatu saat nanti.

Chuuoo Sangi In menggelar sidang tidak resmi pada 12 September 1944 yang dipimpin oleh Ir. Soekarno.

Sidang tersebut membahas tentang lagu kebangsaan dan penggunaan bendera Indonesia.

Hasilnya, panitia dibentuk untuk merancang bendera kebangsaan merah putih dan lagu Indonesia Raya.

Ki Hajar Dewantara bertanggung jawab membentuk tim panitia yang menetapkan bahwa Bendera Merah Putih harus memiliki ukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter, sejajar dengan ukuran bendera Nippon (Jepang).

Chaerul Basri, kepala barisan propaganda Jepang (Sendenbu) kemudian diinstruksikan oleh Ir. Soekarno untuk mengambil kain dari gudang.

Sang Saka Bendera Merah Putih kemudian dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno.

Bendera Merah Putih pertama kali dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, oleh Latief Hendraningrat dan Suhud.

Pada 4 Januari 1946, presiden, wakil presiden, dan para menteri pindah sementara ke Yogyakarta, dan bendera merah putih dibawa dan dikibarkan di Gedung Agung.

Ketika Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948, bendera pusaka diungsikan oleh Husein Mutahar, ajudan Ir. Soekarno.

Bendera tersebut kemudian dikembalikan kepada Presiden Soekarno pada 6 Juli 1949.

Pada 17 Agustus 1949, Bendera Merah Putih kembali dikibarkan di halaman Gedung Agung.

Bendera pusaka terakhir dikibarkan di Istana Merdeka pada 17 Agustus 1968, tepatnya pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Keputusan ini diambil karena warna bendera pusaka mulai memudar dan kainnya menjadi rapuh.

Akhirnya, bendera pusaka disimpan dalam Ruang Bendera Pusaka di Istana Merdeka.

Warna merah putih dipilih sebagai warna bendera Indonesia bukan hanya sebagai simbol visual, melainkan juga mewakili makna filosofis yang mendalam.

Makna di balik warna bendera pun ditentukan, di mana merah melambangkan keberanian. sedangkan putih menjadi simbol kesucian atau kebenaran.

Dengan demikian, Bendera Merah Putih Indonesia menjadi representasi yang kuat dari semangat "Berani atas Kebenaran".

Referensi:

  • Yamin, M. (1954). 6000 tahun sang Merah-Putih: jaitu uraian tentang hasil penjelidikan sedjarah dan arti jang dikandung sang Mérah-Putih sebagai warna-kebangsaan dan bendéra negara Republik Indonésia. 

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/07/080000879/mengapa-bendera-indonesia-berwarna-merah-dan-putih-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke