Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arya Damar, Tokoh Jawa yang Menaklukkan Bali

Tokoh yang juga dikenal dengan nama Ario Damar atau Ario Abdilah atau Damarwulah ini berasal dari Jawa Timur.

Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong Semarang, Arya Damar memiliki nama Tionghoa, yaitu Swan Liong (Naga Berlian).

Dalam sejarahnya, Arya Damar berperan penting dalam penaklukkan Bali pada 1343 silam.

Awal kehidupan Arya Damar

Menurut kisah, Arya Damar adalah putra dari seorang selir bernama Putri Alun.

Awalnya, Arya Damar tidak pernah mengetahui siapa sosok ayahnya. Sebab, Putri Alun berusaha merasahasiakan informasi tersebut.

Alhasil, sejak kecil Arya Damar diasuh oleh ibunya dan sang kakek.

Meskipun dari kecil Arya Damar tidak pernah mendapat kasih sayang dari seorang ayah, ia tumbuh dewasa menjadi sosok yang sakti berkat didikan sang kakek.

Kendati begitu, seiring berjalannya waktu, Arya Damar mulai sering menanyakan keberadaan ayahnya.

Namun, karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, Arya Damar terpaksa menggunakan kesaktiannya untuk mencari tahu informasi tentang ayahnya.

Arya Damar membuat sebuah lampu dari besi untuk menarik perhatian orang supaya datang ke Buncitan.

Akan tetapi, hal itu masih belum membuahkan hasil.

Melihat perjuangan cucunya, sang kakek pun merasa iba sehingga ia memutuskan untuk memberi tahu Arya Damar bahwa ayahnya bernama Prabu Brawijaya.

Mengetahui hal tersebut, Arya Damar kemudian meminta izin untuk menemui sang ayah di Kota Raja, Nusa Tenggara Timur.

Nahasnya, perjuangan Arya Damar untuk bertemu sang ayah tidak berujung baik.

Prabu Brawijaya tidak mengakui Arya Damar sebagai anaknya.

Justru Arya Damar diperintah untuk membunuh kakeknya karena Sang Prabu merasa ditipu telah disodorkan Putri Alun yang ternyata merupakan seorang raksasa.

Diduga ayah tiri dari Raden Patah

Alkisah diceritakan bahwa Arya Damar sempat menikahi seorang selir berdarah Tiongkok.

Sang putri Tiongkok kemudian dibawa ke Palembang oleh Arya Damar dan melahirkan seorang putra bernama Raden Patah.

Namun, konon disebutkan bahwa Raden Patah bukan anak dari hasil pernikahan sang putri Tiongkok dengan Arya Damar, melainkan putra dari Brawijaya V.

Dengan demikian, Arya Damar pun disebut-sebut sebagai ayah tiri dari Raden Patah yang kelak menjadi raja pertama Demak.

Arya Damar menaklukkan Bali

Nama Arya Damar tercatat dalam Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan.

Di dalam catatan itu disebutkan, bahwa Arya Damar merupakan seorang Bupati Palembang.

Konon, selama menjabat sebagai Bupati Palembang, Arya Damar pernah ikut membantu Kerajaan Majapahit menaklukkan Bali pada 1343.

Dikisahkan, Arya Damar memimpin sebanyak 15.000 prajuritnya untuk menyerang Bali dari arah utara.

Sementara itu, Gadjah Mada sebagai pemimpin Kerajaan Majapahit menyerang dari arah selatan dengan jumlah prajurit yang kurang lebih sama.

Pasukan Arya Damar diketahui berhasil menaklukkan Desa Ularan yang berada di pantai utara Bali.

Setelah dua hari digempur, pemimpin Ularan yang bernama Ki Pasung Grigis akhirnya menyerah.

Arya Damar yang kehilangan banyak prajurit pun melampiaskan kemarahannya dengan cara membunuh Ki Pasung Grigis.

Setelah itu, Arya Damar kembali ke Majapahit untuk melaporkan kemenangannya atas Ularan.

Namun, tindakan Arya Damar ini justru dianggap lancang oleh pemimpin pemerintah pusat, yaitu Tribhuwana Tunggadewi.

Sebab, Arya Damar membunuh musuh yang sudah memutuskan menyerah.

Alhasil, Arya Damar kembali dikirim ke medan pertempuran untuk menebus kesalahannya.

Arya Damar terlibat dalam pertempuran panjang selama tujuh bulan di Bali.

Pada akhirnya, Pulau Bali berhasil ditaklukkan dan jatuh dalam kekuasaan Majapahit.

Pemerintahan Bali kemudian dipegang oleh adik-adik dari Arya Damar, seperti Arya Kenceng, Arya Kutawandira, Arya Sentong, dan Arya Belog.

Sementara itu, Arya Damar sendiri kembali ke daerah kekuasaannya di Palembang, Sumatera Selatan.

Dipandang identik dengan Adityawarman

Menurut sejarawan asal Belanda, yaitu Cornelis Christiaan Berg, Arya Damar dipandang identik dengan Adityawarman, penguasa Pulau Sumatera.

Sebab, nama Adityawarman ditemukan di dalam beberapa prasasti berangka 1343 dan 1347, sezaman dengan Arya Damar.

Baik Arya Damar dan Adityawarman sama-sama penguasa Sumatera.

Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya merupakan tokoh yang identik.

Kendati demikian, asumsi ini belum dapat dibuktikan secara pasti, karena daerah yang dipimpin oleh Adityawarman dan Arya Damar berbeda.

Arya Damar memimpin Palembang, sedangkan Adityawarman berkuasa atas Pagaruyung.

Referensi:

  • Graaf, H.J. de. T.H. Pigeaud. (2001). Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Jakarta: Grafiti.
  • Muljana, Slamet. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKiS.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/27/200000879/arya-damar-tokoh-jawa-yang-menaklukkan-bali-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke