Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Gua Sentono di Yogyakarta

Sebagai informasi, nama gua ini sama dengan Gua Sentono di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Gua Sentono di Yogyakarta diyakini sebagai situs bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Sedangkan Gua Sentono di Blora dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.

Berikut sejarah Gua Sentono di Yogyakarta.

Sejarah Gua Sentono

Gua Sentono tidak berwujud liang yang dalam, tetapi berbentuk seperti ceruk atau relung yang masuk ke dinding.

Di situs ini terdapat tiga ceruk di dinding bukit cadas, yang masing-masing memiliki pahatan atau relief dari masa klasik.

Ceruk-ceruk di Gua Sentono berada dalam posisi berjajar menghadap barat, berikut penjelasannya.

Ceruk I

Ceruk I memiliki ukuran panjang (kedalaman) 300 cm, lebar 127 cm, dan tinggi 146 cm.

Di dalam ceruk I terdapat lingga dan yoni yang dipahatkan menyatu dengan lantai gua.

Pada dinding sebelah utara, terdapat relief Durga Mahisasuramardhini dan Mahakala. Sedangkan dinding sebelah selatan dihiasi relief Agastya dan Nandiswara.

Dinding atas Ceruk I juga tidak dibiarkan polos. Hiasannya berupa lukisan dari tinta hitam yang menggambarkan seorang tokoh duduk di atas lapik berbentuk persegi dan lukisan lain berupa sulur-suluran.

Ceruk II

Ceruk II yang berada di tengah memiliki kedalaman 50 cm, lebar 117 cm, dan tinggi 125 cm.
Di dalam ceruk ini juga terdapat pahatan lingga dan yoni.

Di belakang lingga dan yoni, ada pahatan berupa tiga orang, di mana satu orang dalam keadaan duduk dan dua orang dalam keadaan berdiri.

Tokoh yang berada di tengah dalam posisi duduk di atas lapik segi empat dengan sikap tangan dharmacakramudra.

Sedangkan dua tokoh yang mengapitnya berdiri dengan sikap tribangga.

Di depan ceruk ini terdapat lubang berbentuk segi empat berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm, dengan kedalaman 13 cm.

Lubang tersebut diduga berfungsi sebagai penampung air pada saat pemujaan lingga dan yoni.

Ceruk III

Ceruk III memiliki kedalaman 180 cm, lebar 159 cm, dan tinggi 155 cm.

Relief yang ada di ceruk ini belum selesai, diduga akan menggambarkan seekor kura-kura.

Di tengah lantai gua terdapat lubang berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 53 cm, lebar 50 cm, dan kedalaman nya 12 cm.

Lubang tersebut kemungkinan pada zaman dulu digunakan untuk menempatkan obyek pemujaan.

Berdasarkan pahatan-pahatan di tiga ceruk, sangat jelas bahwa Gua Sentono berlatarbelakang agama Hindu.

Para ahli sejarah yang meneliti menduga pada zaman dulu lokasi ini digunakan untuk pemujaan bagi Dewa Siwa.

Pada saat dilakukan penelitian, di situs ini pernah ditemukan pecahan bata merah yang ukurannya sama dengan bata-bata di Candi Abang, yang berdiri sekitar 400 meter dari lokasi gua.

Temuan itu memunculkan dugaan bahwa Gua Sentono sezaman dengan Candi Abang, yakni pada sekitar abad ke-9 atau abad ke-10.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/29/120000479/sejarah-gua-sentono-di-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke