Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Strategis Morotai pada Perang Dunia II

Sebenarnya, Morotai memilliki peran strategis pada Perang Dunia II untuk diangkat ke layar lebar. Morotai merupakan titik awal Jendral Flamboyan Douglas MacArthur mewujudkan sumpahnya untuk membebaskan Filipina dari cengkeraman Jepang.

Kini di Morotai berdiri sebuah monumen untuk mengenang keperwiraan Jenderal MacArhur, yang di Filipina juga dielu-elukan sebagai pembebas Filipina dari belenggu imperialisme Kekaisaran Jepang.

Pertempuran Morotai berawal pada 15 September 1944, ketika tentara Amerika Serikat (AS) dan Australia mendarat di Morotai. Jumlah tentara Sekutu jauh lebih banyak dari Jepang.

Bantuan Jepang mendarat pada Oktober dan November. Namun Jepang kekurangan persediaan senjata dam makanan untuk mampu melawan Sekutu.

Pertempuran terus berlanjut hingga akhir perang, dengan tentara Jepang menderita korban jiwa yang besar karena penyakit dan kelaparan. Beberapa prajurit Jepang di Morotai masih terus bertahan dan menolak menyerah.

Satu di antara tentara Jepang yang terus bertahan di dalam sebuah gua di Morotai adalah Teruo Nakamura, yang baru sudi menyerah pada 18 Desember 1974. Dia tidak tahu bahwa Perang Dunia II sudah berakhir setelah bom atom AS membumi-hanguskan Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.

Nama Nakamura kini diabadikan sebagai nama gua di mana tentara Jepang itu berbunyi selama 30 tahun. Kisah Nakamura pada hakikatnya sudah cukup melayakkan Morotai diangkat ke layar lebar setara Iwojima, Midway, dan Pearl Harbour.

Kini Morotai telah dinobatkan Kemenparekraf Indonesia sebagai destinasi wisata sejarah dan wisata bahari terkemuka di Indonesia.

Satu di antara sekian banyak daya tarik wisata sejarah Perang Dunia II sekaligus wisata bahari Morotai adalah bangkai pesawat Bristol Beauford yang tenggelam di kedalaman 40 meter, di kawasan lautan sebelah selatan Morotai. Keberadaan bangkai pesawat ini menjadi pengantar bagi wisata bahari di Morotai.

Kekayaan bawah laut Morotai dengan lebih dari 25 titik penyelaman menyuguhkan keindahan di dalam laut secara tiada tara, seperti Tanjung Wayabula, Dodola Point, Batu Layar Point, Tanjung Sabatai Point, hingga Saminyamau.

Semuanya luar biasa indah, dengan perairan jernih berwarna biru tua. Biota lautnya tak terhingga, hidup di antara terumbu karang yang terawat bersama bekas-bekas kapal perang tenggelam.

Panorama matahari terbit dan tenggelam menjadi momen paling dinanti oleh para wisatawan. Pulau-pulau kecil di kawasan Morotai sangat indah, di antaranya Pulau Zum-Zum di mana tidak kurang dari Jenderal Douglas MacArthur pernah bermarkas tatkala memimpin Angkatan Bersenjata Sekutu secara lambat tapi pasti berjuang menaklukkan laskar Kekaisaran Jepang.

Morotai berpasir putih dengan lautan berair bening. Namun di antara beningnya air tampak lempengan-lempengan besi berkarat, sisa-sisa Perang Dunia II. Pulau-pulau mungil nan indah surgawi di kawasan Morotai memang pernah menjadi saksi kemelut nerakawi yang dikobarkan oleh Perang Dunia II.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/05/104451679/peran-strategis-morotai-pada-perang-dunia-ii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke