Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Rakyat Maluku tentang Asal Usul Danau Tolire

Danau Tolire berada di kaki Gunung Gamalama berjarak sekitar 10 km dari pusat keramaian di Ternate.

Danau Tolire terbagi menjadi dua jenis, yaitu Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil.

Danau Tolire Kecil berjarak sekitar 200 m dari Tolire Besar.

Selain ramai dikunjungi oleh wisatawan, danau ini menyimpan kisah menarik mengenai asal usulnya dalam budaya tradisi lisan masyarakat Maluku.

Asal Usul Danau Tolire

Menurut cerita rakyat Maluku, dulunya danau ini adalah sebuah perkampungan.

Perkampungan ini bernama Tolire. Masyarakatnya hidup dengan sejahtera dan berpegang teguh dengan adat istiadat kampung.

Ritual-ritual keadatan dijalankan dengan khidmat dan seksama oleh masyarakat Tolire setiap harinya hingga sampai pada suatu perhelatan.

Suatu ketika, kampung Tolire mengadakan pesta besar bersama seluruh masyarakatnya, tanpa terkecuali para tokoh-tokoh adat setempat.

Hidangan makanan beserta alunan musik biola mengiringi jalanannya pesta besar di kampung Tolire.

Namun, dalam jalannya pesta tersebut, terdapat warga yang melakukan tindakan melanggar adat istiadat tanpa diketahui oleh tokoh adat.

Dalam pesta itu, ada seorang bapak dan putri kandungnya yang tidak mampu mengendalikan nafsunya sehingga terjadilah tindakan terlarang.

Menurut cerita rakyat Maluku, sebelum malapetaka besar datang, masyarakat Tolire telah diperingatkan oleh ayam jantan yang berkokok.

“Kukuruyuuukk...Tolire gam jaha.”

Namun kokok ayam tengah malam ini tidak dihiraukan oleh masyarakat yang riang berpesta.

Mereka menganggap bahwa kokok ayam di malam menjelang pagi ini adalah hal yang lazim terjadi untuk memberi tanda bahwa fajar akan menjelang.

Mereka masyarakat Tolire benar-benar tak dapat memaknai simbol melalui kokok ayam pada pesta malam itu.

Dua hari kemudian, pasca-pesta berlangsung, tepatnya pukul 03.00 dini hari, malapetaka yang diisyaratkan melalui kokok ayam benar-benar terjadi.

Dini hari dalam gelap gulita, tiba-tiba tanah kampung Tolire ambles yang membuat terjadinya keributan di masyarakat.

Beberapa masyarakat sempat menyelamatkan diri dari malapetaka itu, sebagian besar sisanya sudah terkubur bersama amblasnya tanah.

Tanah yang amblas ini membentuk cekungan seperti kuali, kemudian sekejap saja langsung penuh digenangi air dan menjadi danau besar yang disebut Tolire Besar.

Tolire benar-benar berduka atas malapetaka di pagi hari itu. Namun, dua orang yang menyebabkan petaka itu masih sempat menyelamatkan diri.

Seorang bapak yang menggauli anak kandungnya hingga hamil itu, berlari keluar kampung menyelamatkan diri kearah laut.

Namun, pelarian itu ini tidak melepaskan dia dari kemarahan alam atas tindakan tidak senonohnya bersama sang putri.

Tanah tempat bapak itu berlari seketika juga ikut amblas dan menyeret dia ke dalam tanah.

Kemudian, tanah itu digenangi air membentuk danau kecil, yang disebut Tolire Kecil.

Sebaliknya, anak gadis yang digauli bapaknya itu berlari menyelamatkan diri ke sebuah kampung bernama Ngade.

Meskipun sudah berlari jauh, ia tetap menerima kemarahan dari alam akibat perbuatannya bersama sang bapak.

Tidak lama ia berdiam di kampung Ngade, di rumah seorang petani bersama Laguna, kemudian kutukan itu pun sampai kepadanya.

Gadis ini bersama petani itu, Laguna, juga ditenggelamkan di tanah perkebunan milik Laguna. Kemudian danau ini disebut Danau Laguna, diambil dari nama petani itu.

Begitulah cerita rakyat tentang asal mula terciptanya Danau Tolire dan Laguna yang diyakini masyarakat Maluku.

Referensi:

  • Buku Kisah Boki Dehegila: Antologi Cerita Rakyat Maluku Utara. Maluku Utara: Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara tahun 2015.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/25/110559079/cerita-rakyat-maluku-tentang-asal-usul-danau-tolire

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke