Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjuangan Laksamana Karaeng Galesong, Putra dari Sultan Hasanuddin

Karaeng Galesong lahir pada 29 Maret 1655 dengan nama I Maninrori. Karaeng Galesong merupakan putra sulung Sultan Hasanuddin dari istri keempat yang bernama I Hatijah I L'omo Tobo.

Karaeng merupakan gelar bangsawan Makassar, sedangkan Galesong adalah nama salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa-Tallo.

Jiwa pejuang dari sang ayah, Sultan Hasanuddin, menurun ke Karaeng Galesong.

Lantas, bagaimana perjuangan Karaeng Galesong?

Terlibat dalam pemberontakan Trunojoyo

Empat tahun setelah Perjanjian Bongaya ditandatangani pada 1671, Karaeng Galesong memutuskan pergi meninggalkan tanah leluhurnya dan berlayar ke arah barat untuk menyusun strategi dan melanjutkan perlawanan.

Karaeng Galesong berhasil mendarat bersama rombongannya di Pelabuhan Banten pada Oktober 1671.

Tujuan kedatangan Karaeng Galesong ke Banten adalah untuk membantu Sultan Ageng Tirtayasa melawan VOC.

Pertempuran yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan VOC dikenal sebagai Perang Banten.


Di tengah berlangsungnya Perang Banten, Raden Kejoran, mertua dari Raden Trunojoyo yang sedang mempersiapkan pergerakan melawan Prabu Amangkurat I dari Kesultanan Mataram, datang untuk meminta bantuan.

Raden Kejoran kemudian mengutus Karaeng Galesong untuk membantu Raden Trunojoyo melawan VOC di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Di bawah kepemimpinan Karaeng Galesong aliansi mereka berhasil mencapai kesuksesan besar. Sebagian besar kota di pesisir Jawa, beserta Pasuruan berhasil direbut dari tangan VOC.

Lebih lanjut, pada Mei 1676, Belanda kembali merebut beberapa wilayah di Jawa Timur dan memaksa Karaeng Galesong melarikan diri ke Madura.

Bukannya kabur, Karaeng Galesong dan Trunojoyo justru menyerang Jawa Timur dengan mengerahkan pasukan gabungan dari Madura, Makassar, dan Surabaya yang berkekuatan 9.000 tentara.

Lalu, pada Oktober 1676, pasukan Mataram dan Belanda berhasil dikalahkan dalam Pertempuran Gegodog yang diikuti dengan serangkaian kemenangan di pihak Trunojoyo dan Karaeng Galesong.

Karaeng Galesong tutup usia di Malang, Jawa Timur, pada 21 November 1679 akibat sakit.

Jasadnya dikebumikan di Ngantang, Jawa Timur.

Referensi:

  • Dumadi, Sagimun Mulus. (1985). Sultan Hasanuddin. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Buku Terpadu. 

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/11/160000579/perjuangan-laksamana-karaeng-galesong-putra-dari-sultan-hasanuddin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke