Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Supply Chain, Teori yang Terus Berkembang

JAKARTA, KOMPAS.com - Supply chain atau rantai pasok adalah salah satu teori manajemen yang dalam sejarah terus berkembang.

Sumber literatur Supply Chain Management karya Oliver, R. K. dan Webber, M. D. pada 1982 sudah mengisyaratkan bahwa supply chain atau rantai pasok bakal menjadi teori dengan kompleksitas yang kian canggih.

Hal yang sama mengenai pengelolaan supply chain atau rantai pasok juga menjadi kajian di dalam karya Chopra S dan Meindl P, pada 2013, berjudul Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation (USA).

Kemudian, bahan bacaan di laman Kompas.com, Grup Kompas Gramedia (KG) tulisan 17 Juli 2021 membahas mengenai supply chain juga.

Tulisan itu menginformasikan bahwa supply chain atau rantai pasok disebut sebagai kunci kesuksesan.

Kesuksesan pada segmen ini menunjuk pada arus perpindahan produk yang dimulai dari bahan mentan, pengolahan, pengiriman, sampai dengan ke konsumen atau pembeli akhir.

Secara ringkas, supply chain atau rantai pasok adalah bentuk pengelolaan mulai dari sumber bahan mentah hingga ke tangan kunsumen.

Urutan atau sistem supply chain atau rantai pasok di masa modern juga mencakup mengenai evaluasi kinerja.

Suppy chain atau rantai pasok

Di zaman modern dengan kekayaan digitalisasi, peluang memanfaatkan supply chain bahkan bisa berangkat dari e-commerce.

Pada zaman kini, bisnis logistik mampu bertahan karena memanfaatkan teori dan realisasi supply chain atau rantai pasok dan digitalisasi.

Catatan dari tokoh Hendra Yulianto menunjukkan bahwa digitalisasi yang dipergunakan antara lain kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT).

Hendra Yulianto yang juga CEO dan pendiri perusahaan rintisan logistik berbasis digital, cargoo.id, mengatakan bahwa AI dan IoT pada bisnis kelolaannya dimanfaatkan untuk 3 hal.

Pertama, E-Logistics Auction.

Pada fitur ini, pemilik bisnis yang memanfaatkan jasa bisa mendapatkan penawaran harga dari banyak vendor dan kemudian menentukan harga dan layanan terbaik.

Kedua, Tanda Terima Pengiriman Digital (TTPD).

Fitur TTPD yang dalam Bahasa Inggris bernama Electronic Proof of Delivery (EPoD) bakal mempercepat pemilik usaha melakukan penagihan kepada pelanggan.

Dampaknya, EPoD bisa mempersehat arus masuk-keluar uang.

Ketiga, supply chain atau rantai pasok memanfaat piranti lunak sebagai layanan atau SaaS.

Aplikasi logistik dalam jaringan (daring) ini berbiaya sangat rendah.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/19/205900779/sejarah-supply-chain-teori-yang-terus-berkembang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke