Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Favela, Pemukiman Sarang Kriminal di Brasil

Menurut data sensus pada 2010, sekitar 6 persen dari total populasi Brasil mendiami pemukiman ini.

Meski dikenal sebagai sarang kriminal, Favela banyak menjadi rujukan para imigran untuk menetap karena biaya hidupnya yang murah.

Asal-usul

Favela lahir akibat dari Perang Canudos (1896-1897), yang melibatkan Republik Brasil Pertama dan penduduk Canudos di Bahia, negara bagian Brasil yang terletak di arah timur laut.

Perang ini terjadi karena ketidakstabilan politik. Pasalnya, pada 1889, Republik Brasil Pertama didirikan setelah keberhasilan kudeta militer kepada kaisar yang berkuasa, Dom Pedro.

Dom Pedro dikenal dekat dengan rakyat jelata, yang menyebabkan kudeta milter mendapat banyak tentangan. Termasuk dari penduduk pemukiman Canudos di daerah Bahia.

Pada akhir 1896, sekelompok pasukan dikirim dari pusat untuk menghancurkan pemukiman Canudos.

Mengetahui hal itu, sekelompok perampok lokal yang juga berpihak pada rakyat Canudos, membantai pasukan dari pusat.

Hal ini memicu peperangan, di mana Pemerintah Federal mengirim 3.000 pasukan, sementara penduduk Canudos harus berjuang mati-matian tanpa senjata dan pasukan terlatih.

Akhirnya, pada 2 Oktober 1897, penduduk Canudos menyerah dan wilayahnya jatuh ke tangan pemerintah.

Tidak hanya itu, terjadi pembantaian besar-besaran di mana semua yang selamat dipenggal kepalanya.

Setelah perang usai, tentara Brasil berbondong-bondong menuju Rio de Janeiro untuk menerima upah. Mereka menunggu di lereng bukit sampai pemerintah memberikan bayaran.

Nyatanya, para tentara ini tidak pernah dibayar. Alhasil, mereka tidak pernah pergi dari lereng bukit itu dan memilih menetap di sana.

Perkemahan mereka kemudian diberi nama Morro de Favela, diambil dari nama pohon penyebab iritasi kulit dari Bahia.

Kelak, perkemahan ini menjadi pemukiman padat yang dikenal bernama Favela.

Diabaikan

Dalam perkembangannya, Favela seakan diabaikan oleh pemerintah. Padatnya populasi menyebabkan pemukiman ini kumuh, di mana banyak rumah tidak memiliki akses air bersih, sanitasi, dan listrik.

Kehidupan di sana pun terkenal keras, banyak penduduk tidak mengenyam pendidikan, tidak memiliki norma, dan cenderung hidup seenaknya.

Pemukiman ini juga banyak didiami oleh pencuri, kriminal, bahkan menjadi rumah bagi jaringan pengedar narkoba.

Pada akhirnya, Favela menimbulkan stereotip baru dan menjadikan jurang kesenjangan antara yang kaya dan miskin semakin lebar.

Pada 1920-an, dukungan kepada penduduk Favela menurun dan mereka dianggap sebagai gangguan sosial.

Masyarakat menganggap mereka sebagai akar kejahatan, sementara pemerintah menganggap mereka sebagai penghambat laju pertumbuhan.

Pada 1940-an, krisis pemukiman di Brasil mencapai puncak. Gelombang migrasi massal membanjiri Brasil dan karena tidak lagi ada pemukiman yang bisa menampung, para imigran mendirikan Favela baru.

Kondisi yang mengenaskan menarik simpati pemerintah daerah untuk bertindak.

Pada 1960-an, pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan yang bertujuan memberantas Favela.

Ratusan ribu penduduk dipindahkan ke proyek perumahan umum milik pemerintah. Namun, kebijakan ini gagal karena buruknya perencanaan dan pemerintah yang dinilai setengah hati ketika melakukan investasi.

Akibatnya, proyek-proyek perumahan milik pemerintah justru berubah menjadi Favela baru.

Perang geng

Kurangnya perhatian dari pemerintah menyebabkan Favela menjadi sasaran empuk para mafia dunia.

Pada 1980-an, Favela menjadi salah satu pusat perdagangan ilegal Amerika Latin, dari narkoba, obat-obatan terlarang, hingga perdagangan senjata.

Setiap harinya, jutaan dollar mengalir di Favela, dan menjadikan beberapa geng ilegal memerintah Favela secara tidak resmi.

Pada 2008, pemerintah Brasil menerapkan kebijakan keamanan di sana. Sejumlah UPP (Police Participation Units) didirikan di titik yang rawan terjadi kekerasan.

Namun, kehadiran polisi mengancam keberadaan para geng, yang bukannya menjadikan Favela aman, justru menyulut perang antara polisi dan geng.

Perang ini diikuti dengan ketidakstabilan ekonomi dan poilitik, yang memperburuk kondisi Favela.

Berjuang di tengah kemiskinan dan stigma dunia sebagai gangguan sosial, penduduk Favela bergerak dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Unit-unit usaha baru didirikan, salah satunya adalah bisnis wisata. Salah satu Favela yang berhasil menarik perhatian dunia adalah Favela Santa Marta, yang terletak di selatan Rio de Janeiro.

Rumah-rumah warga dicat berwarna-warni, jalan-jalan yang lebih rapi dan bersih, serta hadirnya hotel dan penginapan menjadikannya banyak dikunjungi wisatawan lokal dan asing.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/24/110000079/favela-pemukiman-sarang-kriminal-di-brasil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke