Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapak Corong: Fungsi, Jenis, dan Persebaran

Rongga di bagian tengah itulah yang membuat peralatan logam ini terkenal dengan nama kapak corong.

Secara umum, kapak ini memiliki tiga jenis, yaitu kapak sepatu (bentuknya mirip sepatu), kapak upacara (digunakan hanya saat mengadakan ritual), dan kapak corong yang memiliki rongga seperti corong.

Kapak corong digunakan sebagai perkakas manusia prasejarah pada zaman logam yang berlangsung sekitar 2000 hingga 3000 SM.

Sejarah penemuan

Kapak corong muncul pada zaman logam, di mana peradaban saat itu sudah tidak hanya mengandalkan hasil bumi dan peralatan dari batu.

Pada zaman ini, berbagai peralatan dan perabotan manusia sudah mulai dibuat dengan bahan dasar perunggu dan perak.

Kapak corong menjadi barang yang langka pada saat itu, karena tidak setiap orang memiliki dan menggunakannya akibat masih terbatasnya bahan dasar.

Adapun pada abad ke-18, kapak corong pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti bernama Ramphius.

Lalu pada abad ke-19, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengumpulan dan dokumentasi kapak corong.

Fungsi kapak corong

Pada dasarnya, fungsi kapak corong pada masa perundagian sangat beragam. Namun, banyak temuan yang menyebut bahwa kegunaan kapak ini adalah sebagai peralatan sehari-hari.

Selain itu, kapak corong juga sering digunakan dalam ritual atau upacara keagamaan dan juga sebagai simbol kebesaran.

Pada masa itu, pembuatan kapak corong menggunakan dua teknik, yakni teknik bivale dan a cire perdue.

Jenis dan Persebaran

Sebagian besar wilayah Indonesia banyak ditemukan kapak corong, seperti di Sumatera Selatan, Bali, Jawa, Sulawesi Tengah, dan Pulau Selayar.

Berikut ini adalah jenis-jenis temuan kapak corong di Indonesia.

Tipe 1

Kapak corong ini memiliki penampang yang lonjong sehingga kapaknya lebar. Di tangkainya ada yang berbentuk cekung dan juga ada yang lurus.

Kapak ini banyak tersebar di Jawa, Madura, Sulawesi, Flores, Maluku, dan Papua.

Tipe 2

Kapak tipe kedua disebut juga dengan kapak sriti karena bentuknya yang menyerupai burung Sriti.

Pada bagian tangkainya, terdapat belahan yang membentuk seperti sayap burung. Kapak ini ada yang memiliki belahan dalam dan ada juga yang tidak.

Kapak corong jenis ini mempunyai corak dan hiasan yang menarik, dan kemungkinan hanya kalangan tertentu yang memilikinya.

Tipe 3

Tipe ini memiliki ukuran besar dan kecil. Kapak corong ini ukuran tangkainya lebih panjang daripada bagian yang tajam atau ujung corongnya.

Kapak ini tersebar di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan.

Tipe 4

Kapak corong jenis ini memiliki mata kapak yang gepeng, bentuknya setengah lingkaran, dan ukurannya pendek serta bagian bahunya lurus.

Kapak ini banyak ditemukan di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi.

Tipe 5

Tip yang satu ini memiliki mata kapak yang berbentuk seperti bulan sabit dan bagian tengahnya agak lebar dengan kedua sisi menyempit.

Kapak ini ditemukan di Papua dan Bali.

Tipe 6

Kapak corong ini memiliki bentuk menyerupai jantung manusia. Bagian bahunya terlihat melengkung dan pangkalnya menyerupai sapu lidi.

Kapak ini hanya ditemukan di wilayah Bali.

Tipe 7

Kapak ini memiliki pegangan paling pendek dan mata yang tipis, tetapi sangat tajam.

Kapak yang banyak sekali ditemukan di wilayah Pulau Jawa ini ujungnya melengkung dan melebar ke dalam, serta memiliki hiasan kaki burung pada mata atau tangkai kapak.

Tipe 8

Kapak jenis ini memiliki tangkai dan mata yang menyatu dengan cakram sebagai sambungan mata dan tangkai di bagian pangkalnya.

Kapak ini sangat khas karena ada hiasan pola topeng yang mirip dengan kipas dan banyak ditemukan di Pulau Rote.

Referensi:

  • Sriyana. (2020). Antropologi Sosial Budaya. Klaten: Lakeisha.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/17/120000179/kapak-corong--fungsi-jenis-dan-persebaran

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke