KOMPAS.com - Alibi yang dipakai Novak Djokovic untuk nekat masuk ke Australia tanpa divaksin mulai meruak. Bintang tenis dunia tersebut bergantung kepada fakta bahwa dirinya terpapar Covid-19 pada bulan Desember sebagai justifikasi untuk masuk ke Australia tanpa divaksin.
Hal tersebut dilaporkan oleh media-media internasional yang mengatakan bahwa pemerintah federal dan otoritas tenis Australia juga memberi lampu hijau kepada Novak Djokovic untuk masuk ke negara tersebut.
Perkembangan ini diketahui dari beberapa dokumen yang diterbitkan oleh pengadilan setempat pada Sabtu siang WIB, jelang dengar pendapat pada Senin (10/1/2022).
Petenis berusia 34 tahun tersebut memakai hasil tes positif Covid-19 pada 16 Desember yang dicatat oleh Institut Kesehatan Publik Serbia untuk bepergian tanpa disuntik vaksin.
Ketika itu, Djokovic terpapar tanpa merasakan gejala.
Baca juga: Media Serbia: Djokovic Diperlakukan seperti Seorang Kriminal!
Djokovic lalu mendapat visa sementara untuk masuk Australia pada 18 November dan menerima surat dari kepala tim medis Tennis Australia pada 30 Desember yang memberikannya "pengecualian medis dari vaksin Covid" karena ia baru sembuh dari virus.
Pria yang memulai karier profesionalnya pada 2003 ini juga menerima dokumen dari Departemen Dalam negeri Australia yang mengatakan bahwa ia memenuhi persyaratan penerbangan bebas karantina.
Sang petenis lalu merasa bahwa petugas imigrasi dan pemerintah Australia menekan dia secara tak adil di bandara setelah tiba di Melbourne, Australia, pada Rabu (5/1/2022) dini hari waktu lokal.
Akibatnya, ia menerima keputusan pembatalan visa tanpa mendapat masukan dari sang pengacara atau beristirahat setelah 25 jam di udara.
Pemenang sembilan kali Australian Open tersebut berdalih ia terpaksa menerima keputusan dalam kondisi shock, bingung, dan kurang istirahat.
Baca juga: Visa Ditolak, Harapan Djokovic Pertahankan Gelar Australian Open Pupus
Djokovic pada akhirnya diperintahkan kembali ke Serbia setelah Australian Border Force (ABF) menganggap sang petenis tak bisa menunjukkan bukti yang dibutuhkan untuk masuk ke Australia.
"ABF mengonfirmasi bahwa Djokovic gagal memberikan bukti yang sesuai untuk memenuhi persyaratan masuk ke Australia dan visanya ditolak," demikian pernyataan ABF.
"Non warga negara yang tidak memiliki visa masuk sah atau visanya dibatalkan akan ditahan serta dikeluarkan dari Australia," kata ABF.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, kemudian menegaskan bahwa masalah utama kasus ini adalah Djokovic tidak dapat menunjukkan bukti pengecualian vaksin dari sisi medis.
"Dia memberikan informasi kepada maskapai untuk mengizinkannya naik pesawat. Namun, itu bukan jaminan bisa melewati perbatasan Australia," kata Morrison dilansir dari News.com.au.
"Ada banyak visa yang diizinkan dan jika Anda memiliki visa serta mendapatkan vaksinasi lengkap, Anda dipersilakan datang. Namun, jika Anda tidak divaksinasi dan bukan penduduk atau warga negara Australia, Anda tidak bisa datang," ujarnya.
"Saya ingin berterima kasih kepada petugas Australian Border Force karena melakukan pekerjaan sesuai kebijakan pemerintah," tutur Scott Morrison.
"Pendatang bisa masuk dengan visa jika sudah mendapat vaksin lengkap atau mereka yang tidak bisa divaksinasi karena pengecualian medis."
Akan tetapi, reaksi keras datang dari Presiden Serbia, Aleksandar Vucic.
Reuters melaporkan bahwa Aleksandar Vucic sampai memanggil Duta Besar Australia untuk Serbia.
"Saya baru saja berbicara dengan Novak Djokovic di telepon. Saya mengatakan kepada Novak bahwa seluruh Serbia bersamanya," kata Aleksandar Vucic.
"Semua pihak berwenang melakukan segalanya agar pelecehan terhadap pemain tenis terbaik di dunia segera diakhiri," ujarnya.
Baca juga: Aturan Vaksinasi Covid-19 di Australia dan Kenapa Novak Djokovic Dilarang Masuk
"Sejalan dengan semua norma hukum internasional, Serbia akan berjuang untuk Novak, kebenaran, dan keadilan. Novak kuat, seperti yang kita semua tahu," tutur Aleksandar Vucic.
Djokovic sendiri tengah dikarantina di sebuah hotel di Melbourne, menunggu keputusan banding terkait vonis dari Australian Border Force (ABF).
Sang petenis asal Serbia merupakan salah satu sosok yang tergolong vokal menentang vaksinasi wajib dan tak pernah mengutarakan status vaksinasinya.
Djokovic berharap bisa memenangkan gelar Grand Slam ke-21 di Australian Open yang bakal bergulir pada Januari 17.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.