KOMPAS.com - Tendangan penalti merupakan salah satu cara mencetak gol dalam pertandingan sepak bola.
Kemungkinan terjadinya gol dalam tendangan penalti lebih besar dibanding kesempatan lainnya seperti tendangan bebas langsung.
Namun demikian, kegagalan juga acapkali terjadi dalam tendangan penalti. Entah itu karena kiper mampu membaca arah bola atau sepakannya melenceng.
Agar tendangan penalti tidak melenceng, penendang perlu menguasai lebih dulu tekniknya.
Baca juga: Profil Jorginho, Spesialis Tendangan Penalti Chelsea
Dalam hal ini, tendangan yang biasa digunakan oleh pemain untuk melakukan tendangan penalti adalah kaki bagian dalam, lebih tepat lagi yakni punggung kaki bagian dalam.
Penggunaan teknik menendang dengan kaki bagian dalam pada tendangan penalti tak lepas dari akurasi yang dihasilkan.
Seperti diketahui, akurasi sepakan menggunakan kaki bagian dalam lebih tinggi dibanding area kaki lainnya.
Kemudian, penggunaan punggung adalah untuk kekuatan tendangan yang dihasilkan sehingga bola bisa melaju dengan keras dan kencang.
Baca juga: Mengapa Tendangan Penalti Menggunakan Kaki Bagian Dalam?
Terlepas dari hal tersebut, tendangan penalti biasanya dilakukan ketika mendapat hadiah dari wasit atau penentuan pemenang dalam sebuah pertandingan.
Hadiah penalti biasanya diberikan jika seorang pemain belakang tangannya menyentuh bola di dalam darah kotak penalti wilayahnya, maka hukuman yang diberikan wasit adalah tendangan penalti.
Baca juga: Variasi Gerak Dasar Lokomotor, Non-Lokomotor, dan Manipulatif dalam Sepak Bola
Regulasi mengenai pelaksanaan tendangan penalti dalam permainan sepak bola ditetapkan oleh Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), sebagai berikut:
Baca juga: Kenapa Franck Kessie Jago Eksekusi Tendangan Penalti?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.