"Saya paham maksud mereka, tapi saya juga memahami badan saya. Jadi, memilih buat isolasi mandiri saja," jelasnya.
Sekitar dua-tiga bulan, masih kata Emil, dia kembali terpapar Covid-19 untuk kali kedua.
"Kejadiannya waktu mau berangkat ke Jakarta. Ada acara, saya pengurus KIDI (komite Intensif Dokter Indonesia) mengantar dokter yang balu lulus," terangnya.
"Saya tes swab untuk persyaratan perjalanan. Esok pagi sebelum berangkat saya siap-siap untuk lari lebih dulu."
"Tetapi pas mau lari, saya cek di Peduli Lindungi, hasilnya positif. Semuanya dibatalkan, termasuk ke Jakarta dan larinya," ujar dia.
Beruntung, tidak banyak gejala yang dia alami saat itu.
Baca juga: Hasil Elite Race Borobudur Marathon 2021 Putri: Senyum Merekah Odekta Naibaho
Hingga pada 28 November 2021, Emil menjadi salah satu bagian dari sejarah. Dia menyelesaikan lari 21 km offline untuk kali pertama dalam hidupnya selama pandemi.
"Tilik Candi Borobudur Marathon 2021 bagi saya, senang karena pertama kali offline. Dulu kan virtual," ungkapnya.
"Saya kaget karantina seketat itu. Semua dicek. Memang protokol kesehatannya dilaksanakan ketat. Teman dan saudara saya nggak bisa tidur di situ. Hotel cuma khusus untuk peserta," terang Emil.
"Bukan main, penyelenggaraannya detail. Sekecil-kecilnya diperhitungkan oleh panitia," jelas dokter di RS Dirgahayu, Samarinda, tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.