Laporan langsung jurnalis Kompas.com Mochamad Sadheli di Mandalika, Lombok.
KOMPAS.com - Suara motor meraung-raung dengan kecepatan ratusan kilometer per jam di Sirkuit Mandalika.
Suara motor itu semakin mendekat tatkala para pebalap melewati Tikungan 5, 6, 7, dan 8.
Bagi pencinta balap motor, suara knalpot dari mesin berkapasitas lebih dari 300cc sampai 1000cc adalah keindahan.
Berbeda dengan warga Dusun Bunut, Desa Kuta, Lombok Tengah. Suara motor berkecapatan tinggi itu terasa mengganggu, berisik sekali.
Namun, mereka tak bisa melawan suara tersebut. Warga Dusun Bunut memaklumi hajatan World Superbike (WSBK) 2021 di Sirkuit Mandalika pada 19-21 November 2021.
Sebab, hajatan level internasional itu adalah langkah kebangkitan warga Lombok di tengah pandemi yang semena-mena menghajar manusia di Planet Bumi.
Baca juga: Menonton WSBK Mandalika dari Atas Kuburan
"Kalau terganggu (suara motor) pasti iya, tapi mau gimana lagi," kata Reme kepada Kompas.com, Jumat (19/11/2021).
Dusun Bunut berada di tengah-tengah Sirkuit Mandalika, tepatnya di sisi kanan pebalap ketika rider melewati Tikungan 5, 6, 7, dan 8.
Tanah mereka belum dibeli, alhasil mereka bertahan di dalam venue bersamaan WSBK Mandalika berlangsung.
Kompas.com mencoba mengelilingi Dusun Bunut yang berada di tengah Sirkuit Mandalika. Di dusun tersebut, masih ada sekitar 48 kartu keluarga (KK).
Baca juga: Takkan Ada Penyesalan di WSBK Mandalika
Dari 48 KK tersebut, masih ada banyak balita di dalamnya. Sementara suara motor tak bisa melihat usia ataupun lawan jenis siapa yang mendengarnya.
Bagi balita, jam tidur mereka tak seperti orang dewasa. Mereka butuh banyak waktu untuk memejamkan mata.
Akan tetapi, suara motor knalpot ber-cc tinggi tentu sangat mengganggu.
Sekitar bulan Oktober, warga Dusun Bunut "terpenjara" di tengah Sirkuit Mandalika lebih dari satu minggu lamanya.
Mereka tak bisa keluar maupun masuk dari daerah mereka.
Baca juga: Hasil FP2 WSBK Mandalika: Toprak Razgatlioglu Raja Hari Pertama!
Pasalnya, hanya ada dua jalan untuk akses keluar masuk ke Dusun Bunut, yakni melewati dua terowongan berbeda yang dibuat.
Nahasnya, drainase dari terowongan itu masih belum sempurna ketika hujan hadir pada Oktober dan menyebabtkan genangan setinggi dada pria dewasa.
Genangan di dua terowongan tersebut sekaligus memutus akses keluar masuk Dusun Bunut.
"Lebih dari satu minggu tidak bisa keluar masuk ke sini. Terus kami memotong pagar besi dari sirkuit untuk minta pertolongan," kata Suprayadi, warga Dusun Bunut.
"Baru pihak kontraktor datang lalu menyedot air. Tapi kalau sekarang sudah ada drainase, jadi tidak menggenang lagi," ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Sapi di Tengah Sirkuit Mandalika
Mata pencaharian warga Dusun Bunut mayoritas adalah nelayan dan peternak sapi. Maka tak heran jika ada sapi di tengah Sirkut Mandalika.
Namun demikian, pihak ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) selaku pengelola Sirkuit Mandalika mewanti-wanti agar sapi diikat selama WSBK Mandalika berlangsung.
Hal itu agar WSBK Mandalika berjalan dengan lancar tanpa terganggu oleh sapi.
"Sapi di sini semuanya terikat. Banyak juga yang masuk kandang," kata Reme kepada Kompas.com.
"Panitia WSBK (World Superbike) sudah mewanti-wanti agar sapi tidak lepas, jadi sudah kami ikat," ujar dia melanjutkan.
Baca juga: Toprak Razgatlioglu Bantu Potong Rumput Sirkuit Mandalika, lalu Jadi yang Tercepat di FP1
Warga Desa Bunut sejatinya bersedia untuk pindah. Beberapa dari mereka juga sudah memiliki tujuan daerah baru untuk disinggahi.
Soal harga, ITDC dan warga juga sudah sepakat di angka Rp. 75 juta per are (100 meter persegi).
Rata-rata dari mereka memiliki lebih dari 20 are untuk satu keluarga besar (lebih dari satu KK).
"Harga tanah sudah setuju Rp. 75 juta per are. Tapi ini ada bangunan, dan mereka belum kasih harga (untuk bangunan)," kata Suprayadi.
Baca juga: Penonton di Mandalika: Ini Baru WSBK, Belum MotoGP
"Kami bersedia pindah, tetapi tanah dan bangunan belum dibayar," kata dia.
Selama WSBK Mandalika berlangsung, warga Dusun Bunut harus memakai gelang pengenal untuk bisa akses keluar masuk.
Tanpa gelang tersebut, mereka tak bisa melewati penjagaan ketat WSBK Mandalika.
Baca juga: Hujan Diprediksi Guyur Mandalika, Penonton WSBK Siap-siap Bawa Payung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.