KOMPAS.com - Siapa yang tidak mengenal legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat. Semasa jayanya, Taufik dijuluki Si Raja Backhand Smash berkat kemampuan spesialnya dalam melakukan smash menggunakan teknik backhand.
Di dalam permainan bulu tangkis backhand smash umumnya dipakai untuk memukul bola yang dekat di atas kepala dan sisi berlawanan dengan tangan yang memegang raket.
Seperti diketahui, dalam olahraga bulu tangkis terdapat berbagai cara atau gaya memegang raket, salah satunya adalah backhand grip.
Gerakan memegang raket dengan posisi tangan membelakangi arah pukulan merupakan pegangan raket backhand grip.
Teknik pegangan raket backhand grip pun bisa digunakan untuk melakukan serangan, misalnya melakukan smash.
Adapun, pukulan backhand adalah jenis pukulan yang dilakukan menggunakan tangan kanan dengan posisi di sebelah kiri atau membelakangi arah datangnya shuttlecock.
Baca juga: Profil Liem Swie King, Si Raja Smash Pengoleksi Tiga Gelar All England
Mantan pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, dikenal memiliki pukulan backhand smash mematikan.
Sepanjang kariernya di dunia bulu tangkis atau badminton, Taufik berhasil meraih total 27 gelar juara.
Dua di antara sekian banyak gelar yang pernah diraih Taufik Hidayat adalah medali emas Olimpiade Athena 2004 dan Kejuaraan Dunia 2005.
Semasa aktif bermain, Taufik menjadi salah satu anggota dari empat tunggal putra kelas dunia yang mendapatkan julukan Fantastic Four.
Selain Taufik, anggota Fantastic Four lainnya adalah Lee Chong Wei (Malaysia), Lin Dan (China), dan Peter Gade (Denmark).
Baca juga: Sejarah Piala Thomas dan Uber
Saat bertanding di lapangan, ciri khas yang begitu melekat dengan Taufik Hidayat adalah backhand smash-nya.
Kemampuan istimewa Taufik itu membuatnya dijuluki Si Raja Backhand Smash.
Bahkan, pria kelahiran Bandung itu sempat mencatatkan rekor backhand smash dengan kecepatan 260 km/jam.
Soal teknik backhand smash-nya yang membuat banyak orang kagum, Taufik mengungkapkan bahwa itu bisa dilatih sejak kecil.
"Itu (backhand smash), nggak tahu ya. Bagi saya itu seperti berkah spesial dari Tuhan kepada saya," ungkap Taufik, seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited, 2018 silam.
"Saya juga nggak bisa mengajari mereka, karena kalau mau belajar harus dari anak-anak. Kalau sudah seperti itu (dewasa), mereka sedikit lebih susah," imbuhnya.
Baca juga: Posisi Pemain Saat Melakukan Servis Bulu Tangkis
Soal julukan Raja Backhand Smash yang diberikan kepada dirinya, Taufik mengaku berterima kasih atas apresiasi kepadanya.
"Saya nggak tahu ya, itu orang saja yang bilang backhand smash. Tapi saya berterima kasih ke mereka dan saya memang punya sesuatu, punya pukulan yang nggak semua orang punya," tutur Taufik.
Taufik Hidayat sendiri memutuskan gantung raket pada 2013. Selain medali emas Olimpiade, Taufik juga turut mengantarkan Indonesia menjuarai Piala Thomas tahun 2000 dan 2002.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.