Sir Alex Ferguson adalah manajer terhebat dalam sejarah Premier League di mana ia sukses membawa Man United menjadi juara 13 kali. Salah satu hal yang sangat identik dengan Sir Alex adalah "Fergie Time".
Fergie Time mengacu pada kebiasaan wasit yang menambahkan lebih banyak waktu injury time pada pertandingan di mana Man United membutuhkan gol.
Fergie Time biasanya dimulai dengan Sir Alex Ferguson menunjuk arlojinya menjelang akhir pertandingan. Fergie Time terkadang menjadi mimpi buruk bagi tim lawan ketika Man United mencetak gol pada menit-menit akhir laga.
Hal itu tidak disukai oleh manajer dan pemain lawan yang timnya kehilangan poin dari kejadian seperti itu.
Soal Fergie Time, Sir Alex kemudian mengklaim bahwa ia melakukan itu untuk menciptakan ketegangan bagi lawan.
Tak hanya berani mendatangkan pemain-pemain bintang dengan harga mahal, Man United juga kerap membajak pemain yang notabene adalah idola pendukung tim rival.
Hal itu mereka lakukan ketika memboyong Wayne Rooney dari Everton dan Robin van Persie dari Arsenal.
Fans pasti akan marah ketika pemain pujaan mereka pindah ke klub lain dengan iming-iming gaji lebih tinggi dan kesempatan lebih besar untuk meraih trofi.
Baca juga: Mengapa Pesepak Bola Menutup Mulut Saat Berbicara di Lapangan?
Tindakan yang dilakukan oleh beberapa pemain Manchester United membuat mereka dibenci oleh fans dari tim lawan.
Beberapa contoh ulah pemain Man United yang mengundang amarah pendukung tim lawan adalah tendangan kungfu Eric Cantona ke penggemar Crystal Palace, tekel horor Roy Keane kepada Alf-Inge Haaland (Manchester City), dan selebrasi Gary Neville di hadapan fans Liverpool.
Ketika menukangi Manchester United dari 1986 hingga 2013, Sir Alex dikenal sebagai manajer yang sangat percaya diri dan kerap bicara blak-blakan. Namun, hal ini juga yang membuatnya dicap arogan.
Sir Alex juga pernah terlibat psywar alias perang urat saraf dengan lawan-lawannya semisal Rafael Benitez, Kevin Keegan, dan Arsene Wenger.
Kesuksesan selama bertahun-tahun membuat Manchester United bisa mengumpulkan banyak penggemar di seluruh dunia.
Namun, The Sportster menyebut bahwa beberapa dari mereka adalah glory hunter alias fans yang hanya mendukung ketika tim meraih kesuksesan. Lebih buruk lagi, beberapa dari mereka bahkan tidak tahu apa-apa tentang Manchester United.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.