KOMPAS.com - Tenis meja atau pingpong merupakan salah satu kelompok permainan bola kecil.
Sesuai dengan namanya, permainan tenis meja dilakukan di atas meja.
Olahraga satu ini membutuhkan bola dan bet sebagai pemukul serta net untuk pemisah antara individu (tunggal) atau kelompok (ganda).
Ukuran bola tenis meja jauh lebih kecil dibanding dengan tenis lapangan. Bahan bola tenis meja terbuat dari celluloid atau sejenis plastik sehingga ringan tetapi keras.
Baca juga: Teknik Stance dalam Tenis Meja
Sementara alat pemukul bet terbuat dari kayu yang dilapisi oleh karet.
Sama seperti olahraga lainnya, tenis meja juga memiliki sejarah tercipta permainan tersebut.
Mengutip Buku Ajar Teori dan Praktik Permainan Tenis Meja (2010), karya Andi Kasanrawali, S.Pd., M.Pd, tenis meja pertama kali dipopulerkan oleh bangsa Inggris sejak tahun 1880-an.
Saat itu, permainan tenis meja dikenal dengan beberapa sebutan, yaitu gossima, pingpong, dan whiff-whaff.
Baca juga: Teknik Pukulan Forehand dan Backhand pada Tenis Meja
Olahraga tenis meja mengadopsi dari permainan tenis lapangan.
Awalnya, permainan tenis meja belum dianggap sebagai olahraga, jenis permainan satu ini hanya dilakukan oleh kaum bangsawan untuk mengisi waktu luang setelah selesai makan malam.
Saat itu, peralatan yang digunakan untuk memainkan tenis meja masih sangat sederhana, yaitu sebaris buku yang dijadikan sebagai pembatas atau net yang disusun di atas meja makan serta bola yang terbuat dari karet atau gabus.
Untuk alat pemukulnya, mereka menggunakan buku atau kulit binatang sebagai pemukul bola atau yang sekarang kita kenal sebagai bet.
Seiring berjalannya waktu, permainan tenis meja mengalami perkembangan. Pada tahun 1901, bola yang awalnya terbuat dari karet atau gabus, berubah bola dari berbahan seluloid.
Baca juga: PTMSI: Induk Olahraga Tenis Meja Indonesia
Kemudian, alat pemukul yang awalnya menggunakan buku atau kulit binatang, berubah menjadi kayu yang sudah diasah kemudian dilapisi dengan selembar karet.
Pada abad ke-19, permainan tenis meja semakin digemari di Inggris dan Eropa pada umumnya, kemudian Amerika Serikat.