KOMPAS.com - Windy Cantika Aisah menjadi penyumbang medali pertama Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo.
Lifter berusia 19 tahun itu sukses menyumbangkan medali perunggu dari cabang olahraga angkat besi kelas 49 Kg.
Windy menorehkan total angkatan 194 Kilogram, dengan snatch 84 Kilogram dan clean & jerk 110 Kilogram.
Baca juga: Windy Raih Perunggu Olimpiade, Ridwan Kamil Siapkan Bonus Rp 300 Juta
Dia hanya kalah dari lifter China, Hou Zhihui, yang meraih medali emas dan lifter India, Chanu Mirabai, yang menyabet perak.
Keberhasilan Windy menyumbang medali pertama bagi Indonesia, tentu menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, terlebih kedua orang tuanya.
Siti Aisah, ibunda Windy, mengaku tak menyangka putrinya bisa meraih medali di Olimpiade Tokyo.
Dikatakan Siti Aisah, Windy sejatinya tidak ditargetkan meraih medali di Olimpiade Tokyo.
Namun siapa sangka, gadis asal Kabupaten Bandung itu mampu memberikan prestasi gemilang untuk bangsa dan negara.
"Senang sekali, karena awalnya dia tidak ditargetkan apa-apa, bisa lolos ke Olimpiade saja sudah bersyukur. Tetapi alhamdulillah dia bisa berbuat baik untuk Indonesia buat Kabupaten Bandung," kata Siti Aisah kepada wartawan, Minggu (25/7/2021).
"Saya tidak menyangka dia bisa mendapatkan medali perunggu. Jadi Olimpiade ini olahraga ajang yang bergengsi jadi bisa ikut juga sudah bersyukur," sambung dia.
Perjalanan Windy untuk mencapai titik kesuksesan tidak diraih dengan mudah.
Ada perjuangan keras yang dilalui Windy, sebelum akhirnya bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang bergengsi sekelas Olimpiade.
Dituturkan Siti Aisah, talenta Windy menjadi atlet angkat besi sudah terlihat sejak dia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Baca juga: Cerita Sebelum Tidur dari Ibu yang Menginspirasi Windy Cantika Aisah
Awalnya, Windy sering melihat kakaknya berlatih angkat beban dengan alat seadanya, semen-batu yang dilapisi paralon.
Dari melihat kakaknya, muncul ketertarikan Windy untuk mencoba. Ternyata, setelah beberapa kali melakukan angkatan, tampak talenta Windy untuk bisa lebih serius menekuni olahraga angkat besi.
"Saya awalnya tidak kepikiran dia mau angkat besi cuma ya kakaknya suka latihan pakai paralon, besi dulu," ungkap Siti Aisah.
"Dia tertarik jadi ikut latihan diajarin snatch ikuti gerak kakaknya. Nah, dari sana bakatnya muncul lalu diajak mau gak latihan, katanya mau," sambung dia.
Bakat yang dimiliki Windy, tak dimungkiri turun dari ibunya, yang juga mantan lifter.
Siti Aisah tercatat sebagai lifter Indonesia yang juga pernah meraih medali perunggu dalam Kejuaraan Dunia 1998.
Maka, ketika melihat adanya potensi dan ketertarikan dari Windy untuk menekuni olahraga angkat besi, Si Aisah pun tak ragu mendukungnya.
Hasilnya memang terlihat, jauh sebelum dia berhasil meraih medali di Olimpiade, Windy sudah banyak menorehkan prestasi membanggakan di sejumlah ajang.
"Sejak usia SD, dia mulai kenal olahraga ini, dari mulai angkat paralon. Kelas 6 (SD) sudah Porda dapat medali emas. Kami hanya mengarahkan dan mendukung karena dia yang punya keinginan," tutur Siti Aisah.
Bangun Masjid
Apresiasi pun diberikan banyak pihak atas prestasi yang ditorehkan Windy di Olimpiade. Guyuran bonus pun siap menanti Windy.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sudah menyatakan bakal memberikan bonus sebesar Rp 300 juta untuk Windy.
Baca juga: Klasemen Medali Olimpiade Tokyo - Windy Cantika Pertama, Lanjutkan Indonesia!
Siti Aisah mengatakan, Windy sudah berencana untuk menabung sejumlah uang dari hasil bonus yang didapatkannya. Sementara sebagian lainnya, akan disumbangkan untuk pembangunan masjid di daerahnya.
Dikatakan Siti Aisah, keinginan membangun masjid di daerah tempat tinggalnya sudah diniatkan Windy sebelum dirinya terbang ke Tokyo.
"Mungkin ditabung buat masa depannya cantik. Dan sebelum berangkat juga dia sudah berucap ingin membangun masjid kalau ada rezeki," tegas Siti Aisah.
"Karena di daerah sini belum ada masjid. Alhamdulillah sekarang ada rezekinya bikin masjid. Sisanya untuk masa depan dia, karena dia masih kuliah semester dua," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.