Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola dan Olimpiade Tokyo 2020 dengan Segala Kejutannya

Kompas.com - 24/07/2021, 17:20 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Perancis teriris, Argentina merana, Jerman sedu sedan, hingga Spanyol gagal bobol. Penggunaan rima pada kalimat pertama memang terlihat memaksa. Tapi, begitulah kenyataannya.

Perancis kalah 1-4 dari Meksiko, Argentina kandas di hadapan Australia dengan skor 0-2, Jerman takluk dari Brasil 2-4, dan Spanyol ditahan imbang Mesir 0-0.

Kekalahan maupun gagal menang empat negara tersebut tentu terasa pahit untuk mereka. Namun, itu semua menjadi kejutan bagi para pencinta sepak bola dunia.

Label-label mewah yang mereka miliki hingga pemain-pemain muda yang sudah memiliki nama, tak bisa membawa tim menuju kejayaan, setidaknya pada matchday pertama.

Baca juga: Medali Pertama Indonesia dalam Geliat Adu Rekor Baru Olimpiade

Perancis teriris setelah kalah 1-4 dari Meksiko. Label juara Piala Dunia 2018 sedikit terusak kendati pemain dan pelatihnya 100 persen jauh berbeda.

Benar, perlu digaris bawahi bahwa skuad Perancis untuk Olimpiade Tokyo 2020 tak ada hubungannya dengan masa emas Piala Dunia 2018.

Hampir mirip dengan Argentina yang punya sejarah manis medali emas pada tahun 2004 dan 2008.

Ditambah lagi Argentina baru saja mengemas trofi Copa America, tentu hal tersebut seharusnya bisa menjadi cambuk untuk para junior-juniornya di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: Daftar 32 Medali Indonesia pada Ajang Olimpiade

Dua kondisi di atas berbeda dengan yang dialami oleh Spanyol. Jika melirik kedalaman skuad La Rojita, julukan skuad U-23 Spanyol, medali emas tentu bisa diraih.

Sebanyak enam pemain yang sempat dipanggil untuk skuad senior pada Euro 2020, turut dibawa oleh pelatih De la Fuente ke Jepang.

Mereka yakni Pedri, Eric Garcia, Pau Torres, Mikel Oyarzabal, Unai Simon, dan Dani Olmo.

Selain enam pemain tersebut, De la Fuente juga turut memanggil nama-nama top seperti Dani Ceballos, Mikel Merino, Marco Asensio, dan juga Oscar Mingueza.

Namun sepak bola nyatanya bukan sekadar adu data maupun statistik. Spanyol gagal menjebol gawang Mesir dan laga pertama berakhir dengan skor imbang 0-0.

Baca juga: Skuad Spanyol untuk Olimpiade Tokyo 2020

Kekuatan dan label negara sepak bola besar dengan lawannya begitu samar di kancah Olimpiade.

Tak heran jika bakal ada banyak kejutan nantinya pada Olimpiade Tokyo 2020 cabor sepak bola.

Lalu, apa penyebabnya? Tentu banyak hal yang melatar belakangi beberapa kejutan di cabor sepak bola.

Regulasi Pemain U-23

Salah satu yang pasti adalah aturan yang mewajibkan pemain di bawah usia 23 tahun.

Sekitar 80 persen pemain yang dibawa tiap negaranya harus berisikan pemain di bawah 23 tahun.

Aturan pemain U-23 di Olimpiade sudah ditanamkan sejak berlangsungnya Olimpiade 1992 di Barcelona.

Hanya saja, tiap negara boleh membawa tiga pemain yang berusia di atas 23 tahun atau dikenal dengan istilah overaged player.

Regulari overaged player baru dilakukan pada edisi Olimpiade Atlanta 1996.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Badminton
Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Badminton
Alasan di Balik PSM Tak Konsisten Sepanjang Liga 1 2023-2024

Alasan di Balik PSM Tak Konsisten Sepanjang Liga 1 2023-2024

Liga Indonesia
Courtois Kembali Main Bela Real Madrid, Catat Clean Sheet

Courtois Kembali Main Bela Real Madrid, Catat Clean Sheet

Liga Spanyol
Line Up dan Link Live Streaming Final Piala Thomas 2024 Indonesia Vs China

Line Up dan Link Live Streaming Final Piala Thomas 2024 Indonesia Vs China

Badminton
Run The City Medan Diikuti 1.000 Pelari, Usung Konsep Point to Point

Run The City Medan Diikuti 1.000 Pelari, Usung Konsep Point to Point

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com