Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Terciptanya Olahraga Bulu Tangkis

Kompas.com - 15/07/2021, 21:30 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Bulu tangkis merupakan salah satu permainan olahraga bola kecil yang memerlukan peralatan raket, shuttlecock (kok), dan net.

Permainan dalam bulu tangkis bisa dimainkan antara satu pemain dengan satu pemain lainnya atau disebut tunggal (single).

Selain itu, bisa juga dimainkan dengan antarpasangan, tiap pasangan berisi dua pebulu tangkis atau dikenal dengan ganda (double).

Jauh sebelum dikenal dengan istilah bulu tangkis, olahraga ini dulu bernama battledore.

Sejarah Terciptanya Bulu Tangkis

Baca juga: Daftar Peserta dan Grup Cabor Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020

Olahraga bulu tangkis sejatinya sudah dimainkan sejah 2000 tahun lalu, baik oleh anak-anak maupun dewasa.

Mengutip buku Shuttlecock/Kock Menari Indah di Udara terbitan Kemendikbud pada tahun 2017, perkembangan sejarah bulu tangkis berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu.

Sebaran permainan ini juga sudah tersebar di China, Thailand, Jepang, India, hingga Yunani saat itu.

Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan tua orang Tionghoa yang bernama Jianzi.

Permainan tersebut melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket melainkan dengan kaki.

Sementara di India dulunya dikenal dengan nama poona.

Baca juga: Perbedaan Pukulan Lob dengan Drop Shot pada Bulu Tangkis

Kepopuleran bulu tangkis kemudian meningkat, saat orang-orang mengenal permainan tepok bola tersebut dari istana Badminton House, Gloucestershire, Inggris, pada abad ke-19.

Kala itu, pemain biasanya memakai dayung/tongkat (battledore) dan bersiasat agar kok tidak jatuh ke tanah.

Duke of Beaufort, pemilik bangunan tersebut, beserta keluarganya kerap menggelar permainan tersebut yang diikuti oleh 11 orang anak-anaknya.

Permainan tersebut lantas dibawa oleh tentara kerajaan Inggris menuju India, yang menyelenggarakannya secara terbuka serta menambahkan jaring agar pesertanya bisa bermain secara bergiliran.

Baca juga: 7 Medali Emas Olimpiade Milik Indonesia dari Cabang Bulu Tangkis

Kemudian pada tentara membawa kembali permainan itu ke Inggris dan mendapatkan namanya seperti sekarang berkat sebuah pamflet karya Isaac Spratt pada 1860.

Isaac Spratt menyebarkan pamflet berjudul "Badminton Battledore - a new game" atau Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru dalam Bahasa Indonesia.

Dasar peraturan dalam sejarah bulu tangkis yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877.

Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya pada 1899 dengan nama Kejuaraan All England.

Bulu tangkis sekarang menjadi sebuah olahraga yang cukup populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini.

Baca juga: 5 Jenis Peringkat dalam Dunia Bulu Tangkis

Induk bulu tangkis dunia pertama bernama International Badminton Federation (IBF) yang didirikan pada tahun 1934.

IBF awalnya beranggotakan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota pelopor.

India bergabung sebagai afiliat pada tahun 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama IBF menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Opini Budi Sudarsono Soal Stok Striker yang Minim di Timnas Indonesia

Opini Budi Sudarsono Soal Stok Striker yang Minim di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

Liga Indonesia
Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

Timnas Indonesia
Hasil Fulham Vs Man City: Gvardiol Dwigol, City Pesta ke Puncak

Hasil Fulham Vs Man City: Gvardiol Dwigol, City Pesta ke Puncak

Liga Inggris
Respons Kasus Rasialisme, PSSI Siap Bermitra dengan Meta dan Tiktok

Respons Kasus Rasialisme, PSSI Siap Bermitra dengan Meta dan Tiktok

Liga Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Sukacita Henry, Simbol Bernama Gabrielloni

Como Promosi ke Serie A, Sukacita Henry, Simbol Bernama Gabrielloni

Liga Italia
Witan Ungkap Kondisi Usai Kepala Cedera di Laga Indonesia Vs Guinea

Witan Ungkap Kondisi Usai Kepala Cedera di Laga Indonesia Vs Guinea

Timnas Indonesia
AC Milan Vs Cagliari: Conceicao Akan Terlihat di San Siro

AC Milan Vs Cagliari: Conceicao Akan Terlihat di San Siro

Liga Italia
Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

Liga Italia
Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

Liga Inggris
Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

Liga Italia
Faisal Halim Jalani Operasi Ketiga, Kondisi Membaik, Bisa Jalan Sendiri

Faisal Halim Jalani Operasi Ketiga, Kondisi Membaik, Bisa Jalan Sendiri

Internasional
Aji Santoso: Respek, Timnas U23 Indonesia Berjuang dengan Segala Upaya

Aji Santoso: Respek, Timnas U23 Indonesia Berjuang dengan Segala Upaya

Timnas Indonesia
Prediksi Skor Man United Vs Arsenal, The Gunners Pesta di Old Trafford

Prediksi Skor Man United Vs Arsenal, The Gunners Pesta di Old Trafford

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com