Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Tokyo, Pandemi Covid-19 Meluas Jepang Pertegas Aturan Penggunaan Obat dan Makanan untuk Atlet

Kompas.com - 23/04/2021, 11:15 WIB
Josephus Primus

Penulis

Sumber Kyodonews

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang kembali mempertegas aturan penggunaan obat dan makanan bagi para atlet kurang dari 100 hari pelaksanaan Olimpiade Tokyo.

"Pandemi Covid-19 yang kian meluas menjadi salah satu pertimbangan," kata pernyataan penyelenggara Olimpiade dan Paralimpik Tokyo, Tokyo 2020, hari ini.

Catatan termutakhir menunjukkan bahwa pemerintah Jepang untuk dua kebijakan ini memang mengutamakan para atlet yang bakal berlaga di Olimpiade dan Paralimpik.

Biaya Penundaan Olimpiade Tokyo bisa Capai Rp 39,48 Triliun
AFP PHOTO/PHILIP FONG Biaya Penundaan Olimpiade Tokyo bisa Capai Rp 39,48 Triliun

Keputusan mengenai obat dan makanan ini menjadi penting, karena demi pencegahan meluasnya pandemi, penyelenggara dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) sudah menetapkan tak ada suporter asing yang datang dan menjadi penonton langsung.

Baca juga: 50 Tahun Lebih Menunggu, Timnas Jepang Siap Raih Medali Olimpiade Tokyo

Mengenai obat, sekelompok anggota parlemen Jepang bakal mempersiapkan undang-undang yang memungkinkan atlet asing membawa stimulan medis.

Menilik Olimpiade Rio de Janeiro pada 2014 lalu, ada peraturan yang memperkenankan para atlet asing membawa stimulan medis bagi orang dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

Medali Olimpiade Tokyo 2020 resmi diperkenalkan kepada publik.DOK. Reuters Medali Olimpiade Tokyo 2020 resmi diperkenalkan kepada publik.

Hidangan

 Ilustrasi mi instan. (Dok. Freepik/jcomp) Ilustrasi mi instan.

Sementara itu, beberapa hari lalu, Tokyo 2020 sudah membeberkan lima resep hidangan yang menjadi andalan kuliner Olimpiade.

"Lima resep ini mengalahkan lebih dari 700 resep yang masuk," kata pernyataan Tokyo 2020.

Kontes ini sudah berlangsung sejak Agustus dan September 2020.

Resep pertama adalah mi somen dingin yang biasa dinikmati warga Jepang saat musim panas.

Mi somen ini nantinya akan disajikan dengan ayam serta sayuran dalam kaldu tomat.

Daging ayam beku untuk penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ditolak warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ditolak warga lantaran berbau dan tak memenuhi ukuran standar. Jumat, (10/4/2020).KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T. Daging ayam beku untuk penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ditolak warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ditolak warga lantaran berbau dan tak memenuhi ukuran standar. Jumat, (10/4/2020).

Penyelenggara meyakini, racikan antara ayam serta sayuran dalam kaldu tomat bisa membantu para atlet mendapatkan kebutuhan nutrisi memadai.

Kedua adalah oden yang disajikan dalam sup dingin beserta tomat dan sayuran musim panas lainnya.

Oden ini adalah menu standar musim dingin di Jepang.

Ilustrasi ikan tuna di atas piring saji. UNSPLASH/TAYLOR GROTE Ilustrasi ikan tuna di atas piring saji.

Menariknya, oden yang gampang dijumpai pada kuliner musim panas di Jepang akan disajikan dalam sup dingin plus tomat dan sayuran musim panas lainnya.

Oden juga akan disajikan dengan bahan kue ikan.

Keempat adalah zunda de panna cotayang komplet dengan kacang kedele hijau tumbuk manis.

Menu zunda adalah khas kuliner timur laut Jepang.

Ilustrasi sushi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi sushi.

Kelima adalah adalah zangi dan roti panggang dengan buah persik, ham, dan krim keju.

Beda dengan zunda, zangi adalah kuliner khas Hokkaido.

Sebagaimana diketahui, Hokkaido adalah pulau paling utara di Jepang.

Tokyo 2020 mengatakan bahwa bahan makanan untuk kelima resep itu sudah melalui banyak peraturan tentang kesehatan dan keamanan pangan.

Daging sapi di Pasar Slipi, Kamis (4/3/2021).Kompas.com/Sonya Teresa Daging sapi di Pasar Slipi, Kamis (4/3/2021).

Ikhwal kesehatan dan keamanan pangan juga mengemuka di Tanah Air selain di Jepang tersebut.

Hal ini berkenaan dengan kualitas daging baik ayam, ikan, maupun daging sapi serta kerbau yang dibekukan.

"Kandungan nutrisi di daging beku dapat terjaga lama," tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati.

Sebaliknya, daging segar mudah kehilangan kandungan nutrisi.

Penjual daging kerbau di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.Kompas.com/Abba Gabrilin Penjual daging kerbau di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Selanjutnya, kata Suharini, daging segar lebih cepat membusuk.

"Sebaliknya, daging beku memiliki mutu seragam yang membuat daging beku dalam kondisi baik dan segar dalam jangka waktu yang lama," ucap Suharini yang menjadi salah satu pembicara pada webinar bertajuk Memasyarakatkan Daging Beku, Upaya Mengurangi Ketergantungan Terhadap Daging Segar", di Jakarta, kemarin.

Suharini juga menerangkan mengenai umur simpan.

Ilustrasi ikan segar, siap untuk diolah. UNSPLASH/KARL MUSCAT Ilustrasi ikan segar, siap untuk diolah.

Menurutnya, umur simpan, daging segar sangat singkat, harian.

"Daging beku bisa disimpan berbulan-bulan bahkan tahunan, tergantung suhu dan penanganannya," kata Suharini pada webinar Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta itu.

Hal yang tak kalah penting, lanjut Suharini, mutu daging beku terjamin.

"Termasuk, soal aspek halalnya," pungkas Suharini Eliawati.
.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Liga Lain
Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com