OSAKA, KOMPAS.com - Kirab obor Olimpiade Tokyo yang kini, Rabu (14/4/2021), memasuki hari kedua menyambangi Osaka mengingatkan kembali mengenai bencana alam gempa bumi dan tsunami di Fukushima, prefektur di timur laut Jepang.
Menurut CEO Tokyo 2020, penyelenggara Olimpiade dan Paralimpik Tokyo, Seiko Hashimoto, bencana alam itulah yang menjadi alasan pemberangkatan kirab berawal kali pertama dari J-Village, Fukushima.
Tanggalnya, 11 Maret 2021.
Gempa Fukushima pada 11 Maret 2011 menurut catatan Kyodonews menjadi bencana alam terburuk dalam kurun waktu satu dekade ini.
Baca juga: Persis Hari Ini, Penetapan Hitung Mundur 100 Hari Menuju Pembukaan Olimpiade Tokyo
Dengan kekuatan hingga 9 magnitudo, gempa itu menghancurkan tiga reaktor di pabrik energi nuklir Fukushima Daiichi.
Kehancuran itu melepaskan bahan radioaktif ke udara.
Dampaknya, 100.000 orang di kawasan itu harus dievakuasi.
Gempa yang dikenal sebagai Gempa Tohoku itu menewaskan 18.000 orang.
Ada catatan yang termaktub di laman Kompas.com pada Kamis (11/3/2021) tatkala penyintas gempa, Makoto Saito, guru SD Minamisoma yang kehilangan putranya yang berusia 5 tahun, Shota, akibat tsunami saat berpidato pada peringatan 10 tahun gempa itu.
"Rekonstruksi di daerah yang terdampak berjalan signifikan, tetapi pemulihan jiwa para korban tidak mencapai kemajuan seperti yang diharapkan," kata Makoto Saito.
Dalam kesempatan peringatan itu, Kaisar Naruhito dan Perdana Menteri Yoshihide Suga hadir.
"Saya juga menekankan pentingnya menyembuhkan luka batin dan menjaga kesehatan mental serta fisik bagi mereka yang menderita termasuk orangtua dan anak-anak," kata Kaisar Naruhito.
Pesan Kaisar Naruhito itu kemudian terwujud dalam semangat saling berbagi di antara para warga Fukushima khususnya, dan warga Jepang serta dunia pada umumnya.
Hingga kini, meski gempa melanda Fukushima kembali pada 13 Februari 2021, momentum saling berbagi tetap terjaga.
Pada gempa terkini itu, tercatat kekuatan gempa mencapai 7,1 magnitudo.