Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman Jarang Main

Kompas.com - 26/12/2020, 04:44 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

Sumber BolaSport

KOMPAS.com - Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman menjadi sedikit pemain Indonesia yang bisa berkarier di Eropa.

Banyak pihak berharap Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman bisa moncer di luar negeri.

Akan tetapi, harapan itu seakan hampir sirna ketika keduanya jarang mendapat jatah bermain.

Egy adalah pemain Lechia Gdansk di Liga Polandia atau Ekstraklasa.

Bintang Timnas U22 Indonesia itu bergabung ke Lechia pada 11 Maret 2018 dengan kontrak 3 tahun dalam usia 18 tahun.

Baca juga: Piala Dunia U20 2021 Batal, Ini Program PSSI untuk Timnas U19 Indonesia

Melansir BolaSport, Egy mencetak debut tim inti atau utama Lechia pada 22 Desember 2018 sebagai cadangan dalam duel versus Gornik Zabrze.

Egy juga tampil dalam final Piala Super Polandia 2019 melawan Piast Gliwice sebagai cadangan ketika Lechia menang 3–1.

Sepanjang musim perdananya di Lechia, 2018-2019, Egy hanya tampil 2 kali dengan durasi 10 menit.

Di musim keduanya, 2019-2020, Egy bahkan hanya tampil 1 kali, tapi sebagai starter dengan waktu 46 menit.

Sedangkan di musim ketiganya, 2020-2021, hingga jeda paruh waktu, Egy baru tampil 5 kali dengan total durasi 62 menit, seluruhnya sebagai cadangan.

Baca juga: PSSI Berharap Timnas Juara Piala Dunia U20 2023, Sejarah Membuktikan Sebaliknya

Pemain yang kini berumur 20 tahun itu ternyata memang tak masuk dalam skema utama Pelatih Lechia Piotr Stokowiec.

Masalah Egy itu setali tiga uang dengan Witan Sulaeman di klub Liga Serbia, Radnik Surdulica.

Gelandang Timnas U19 Indonesia itu bergabung ke klub Eropa-nya dalam usia 18 tahun, tepatnya 10 Februari 2020.

Pemain yang kini berusia 19 tahun itu dikontrak Radnik 3,5 tahun.

Witan mencetak debut di tim utama pada 14 Juni 2020, ketika masuk menggantikan Bogdan Stamenkovic dalam kekalahan 2-4 dari Radnicki Nis di Liga Serbia.

Baca juga: Kewajiban Shin Tae-yong Selain Piala Dunia U20 2021

Sepanjang musim pertamanya, 2019-2020, Witan cuma tampil 2 kali sebanyak 71 menit.

Sedangkan di musim keduanya saat ini, Witan belum pernah dimainkan sama sekali.

Egy dan Witan teramat minim dimainkan di klub mereka itu, karena kalah bersaing dengan pemain lokal atau yang lebih berpengalaman.

Kasus serupa terjadi pada sejumlah pemain Malaysia di Eropa, yang tak bisa bertahan lama dan harus kembali ke liga lokal.

Pemain Malaysia itu antara lain Akmal Rizal Ahmad Rakhli dan Juzaili Samion di Strasbourg, serta Fadzli Shaari dan Rudie Ramli di SV Wehen.

Baca juga: 10 Nama Baru yang Dibawa Shin Tae-yong ke Luar Negeri

Yang masih hangat adalah kasus Safawi Rasid, yang dikirim Johor Darul Ta'zim (JDT) ke Portimonense, klub liga utama Portugal, dengan status pinjaman 1 musim.

Namun, berhubung tak pernah dimainkan di Portimonense hingga 3 bulan, padahal terkenal sebagai pemain andalan Timnas Malaysia, maka Safawi terpaksa kembali ke JDT.

Satu lagi pemain muda Malaysia yang "dipaksakan" ke klub senior Eropa adalah Luqman Hakim Shamsudin dalam usia 18 tahun.

Luqman bergabung dengan KV Kortrijk (Courtrai) di Liga Belgia sejak 6 Agustus 2020.

Dia baru tampil 1 kali selama 16 menit melawan Anderlecht tanggal 23 Oktober 2020.

Baca juga: Daftar 30 Pemain Timnas U19 Pilihan Shin Tae-yong ke Spanyol, 3 Berkarier di Luar Negeri

Penampilan itu diduga hanya untuk menyenangkan hati Luqman dan rakyat Malaysia, apalagi Kortrijk dimiliki pengusaha asal negeri sendiri, Vincent Tan.

Setelah itu, Luqman tak pernah lagi tampil di Kortrijk.

Jangan ke Tim Senior

Di Malaysia, kasus yang menimpa para pemain mudanya di klub Eropa disadari sebagai langkah yang salah.

Namun, Malaysia tetap sangat bergairah mengirimkan pemain mudanya ke klub Eropa.

Agen sepak bola ternama Malaysia, Effendi Jagan Abdullah, berpendapat, mengutus pemain berusia 20 tahun ke atas ke Eropa, apalagi ke tim utama, adalah langkah keliru.

Effendi adalah pemilik sekaligus Managing Director Action Football Asia Sdn Bhd, perusahaan yang berurusan dengan luar negeri dalam urusan pemain, pelatih, dan aktivitas olahraga internasional.

Baca juga: Piala Dunia U20 2021 Batal, Timnas U19 Indonesia Tetap Terbang ke Spanyol

Menurut Effendi, pemain berusia antara 16 dan 18 tahun lebih mudah dipasarkan ke Eropa.

Effendi mengungkapkan, sebagian besar klub Eropa tak berminat merekrut pemain asal Malaysia karena berbagai kendala, seperti kualitas dan kesulitan adaptasi atau menyesuaikan diri.

"Menurut saya, sulit bagi pemain berusia 20 tahun ke atas untuk beradaptasi dan menarik minat klub-klub di Eropa dibandingkan dengan mereka yang berusia di bawah 18 tahun," tegas Effendi, sebagaimana dikutip BolaSport dari Utusan.com.my.

Pemain muda, imbuhnya, seharusnya memulai karier di klub Eropa dengan bermain bersama tim junior, bukan langsung dipaksakan ke tim utama atau senior.

Setelah matang, barulah pemain itu diserap ke tim utama.

Baca juga: Kembali Dipanggil ke Timnas U19, Ajang Pembuktian Kelana Mahesa

Effendi menjelaskan, saat memulai dengan tim junior, pemain muda akan lebih memahami sistem dan pola permainan tim.

"Skenario sepak bola klub-klub besar di Eropa adalah, mereka sendiri mencari pemain yang diinginkan karena memiliki pencari bakat di seluruh dunia," tutur Effendi.

Jadi, Effendi tak setuju dengan cara mengirimkan pemain muda langsung ke tim utama di Eropa, karena pasti membuat mereka sulit diturunkan atau mendapat kepercayaan dari pelatih.

Dari Indonesia, selain Egy dan Witan, Brylian Aldama dan Bagus Kahfi juga melangkahkan kaki mereka ke klub Eropa dalam usia 18 tahun.

Brylian ke klub utama Rijeka di Liga Kroasia, sedangkan Bagus menuju FC Utrecht di Belanda.

Bagus disebut-sebut tak akan ke tim senior FC Utrecht, tapi Jong Utrecht, yang bermain di kompetisi kasta kedua Liga Belanda. (Lola June A Sinaga)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Siaran Langsung Final Thomas dan Uber Cup 2024, Kans Indonesia Kawinkan Gelar

Jadwal Siaran Langsung Final Thomas dan Uber Cup 2024, Kans Indonesia Kawinkan Gelar

Badminton
Jumlah Gelar Liga Spanyol Real Madrid Sepanjang Sejarah

Jumlah Gelar Liga Spanyol Real Madrid Sepanjang Sejarah

Liga Spanyol
Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Liga Spanyol
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Liga Inggris
Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Liga Italia
Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Liga Spanyol
Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Liga Inggris
Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Liga Spanyol
Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Badminton
Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Badminton
Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Badminton
Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Liga Inggris
Hasil Arsenal Vs  Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Hasil Arsenal Vs Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Liga Inggris
Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com