Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 8 Tahun, Citra Febrianti Akhirnya Genggam Medali Olimpiade London

Kompas.com - 21/12/2020, 18:40 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

Sumber Kemenpora

JAKARTA, KOMPAS.com - Penantian mantan atlet angkat besi putri Indonesia, Citra Febrianti, untuk menggenggam medali perak Olimpiade London 2012 berakhir tahun ini.

Perjalanan Citra Febrianti untuk mendapatkan haknya sebagai peraih medali perak Olimpiade London 2021 sangat berliku.

Pada Olimpiade London 2012, Citra Febrianti yang turun di kelas 53 kilogram sebenarnya hanya menempati peringkat empat.

Citra Febrianti berada di bawah Zulfiya Chinshanlo (Kazakhstan), Hsu Shu-ching (Taiwan), dan Christina Lovu (Moldova).

Hasil itu kemudian berubah pada 2016 setelah Zulfiya Chinshanlo dan Christina Lovu terbukti menggunakan doping.

Baca juga: Olimpiade Tokyo, Empat Atlet Baru Bisa Tambah Wakil Indonesia di Angkat Besi

Temuan itu membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) mencabut medali emas Zulfiya Chinsanlo dan medali perunggu Christina Lovu.

Meski demikian, pengumuman itu ternyata tidak langsung membuat Citra Febrianti ditetapkan sebagai peraih medali perak Olimpiade London 2012 oleh IOC.

Citra Febrianti kemudian melakukan inisiatif menghubungi PB PABBSI, Kemenpora, KONI, hingga Komite Olimpiade Indonesia (NOC).

Perjuangan delapan tahun Citra Febrianti pada akhirnya berhasil.

IOC melalui sebuah surat yang dikirim pada 19 November 2020 resmi menetapkan Citra Febrianti sebagai peraih medali perak Olimpiade London 2012.

Pengumuman itu membuat Citra Febrianti berhak menerima bonus sebesar Rp 400 juta dari Kemenpora atas prestasi meraih medali perak Olimpiade London 2012.

Bonus itu secara resmi sudah diserahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, Zainudin Amali, kepada Citra Febrianti, pada Senin (21/12/2020).

Menurut Zainudin Amali, bonus itu memang harus diberikan karena menjadi hak dari Citra Febrianti.

“Meski kejadian delapan tahun lalu, pemberian bonus tetap dilakukan karena ini merupakan komitmen kita dan apresiasi dari pemerintah kepada atlet yang berprestasi,” kata Zainudin Amali dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com. Senin (21/12/2020).

Baca juga: Olimpiade Tokyo, Data Terkini Wakil Indonesia di Angkat Besi

Sementara itu, Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari menyampaikan apresiasi kepada Kemenpora yang betul-betul memperhatikan nasib atlet.

“NOC menyadari bahwa prestasi olahraga adalah pekerjaan yang komprehensif. Kemungkinan Indonesia Insya Allah akan ada berita baik lagi. Mudah-mudahan bisa menambah prestasi kita. Saat ini masih belum valid, kami belum bisa bilang," ujar Okto.

Kasus doping yang terjadi pada Olimipade London 2012 juga menjadi perhatian Zainudin Amali.

Kepada seluruh atlet Indonesia, Zainudin Amali mengingatkan bahaya menggunakan doping yang bisa membuat hanur prestasi serta merusak sportivitas.

“Ini harus menjadi pelajaran betul bagi kita, terutama atlet, pelatih, pembina. Saya ingatkan, jangan main-main dengan doping. Akibatnya bisa didiskualifikasi," kata Zaiunudin Amali.

"Ini juga menyangkut nama baik negara. Saya pesan betul jangan sampai main-main doping. Kita harus tampilkan aslinya, jangan sampai ada doping,” ujar Zaiunudin Amali menambahkan.

Baca juga: Ini Dua Atlet Senior Indonesia ke Kejuaraan Angkat Besi Dunia

Berkaitan itu, Zaiunudin Amali menyampaikan Indonesia memiliki komitmen terhadap anti-doping.

Ini dibuktikan akan ada laboratorium anti-doping milik pemerintah. Tepatnya persis di Kompleks Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr Soeharso, Solo, Jawa Tengah.

“Kemarin saya datang ke Solo untuk meninjau calon tempat laboratorium anti-doping. Tentu ini menjadi kebanggan kita. Kita sampaikan bahwa Indonesia sangat menjunjung tinggi sportivitas," kata Zaiunudin Amali.

"Indonesia mendorong olahraga yang bersih tanpa doping. Tolong cabor jauhi dan hindari doping, karena bisa berakhir buruk untuk olahraga dan mencoreng sportivitas,” ujar Zainudin Amali menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com