Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas U19 Indonesia dan Taktik Shin Tae-yong yang "Terlupakan"

Kompas.com - 05/10/2020, 15:20 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Timnas U19 Indonesia telah melakoni tujuh kali laga uji coba selama training center (TC) di ibukota Kroasia, Zagreb.

Dalam tujuh pertandingan persahabatan tersebut, timnas U19 Indonesia didikan Shin Tae-yong meraih dua kali kemenangan, dua kali imbang dan tiga kali kalah.

Mereka mencetak delapan gol dari tujuh latih tanding dengan tim-tim berlevel Eropa maupun Asia.

Dua dari delapan gol yang tercipta lewat cara unik, yakni berawal dari lemparan ke dalam yang dieksekusi bek Pratama Arhan Alief dan gelandang Andi Irfan.

Baca juga: Perbedaan Kota Split dengan Zagreb, Lokasi Kedua TC Timnas U19 Indonesia

Lemparan ke dalam Pratama Arhan memiliki jangkauan yang cukup jauh. Tak heran jika lemparannya dari pinggir lapangan bisa sampai ke depan gawang lawan dan berbuah gol.

Ketika menahan imbang Qatar, timnas U-19 menghasilkan gol dari sundulan Saddam Gaffar yang memanfaatkan dengan baik bola hasil lemparan ke dalam bek kiri Pratama Arhan.

Gol yang berasal dari awalan lemparan ke dalam juga terjadi ketika melawan Arab Saudi, tepatnya gol terakhir timnas U19 Indonesia lewat kaki Braif Fatari.

Gol Braif Fatari memang berasal dari assist Witan Sulaeman. Namun, Witan terlebih dahulu mendapatkan bola dari lemparan ke dalam yang dieksekusi dengan cepat oleh Andi Irfan dalam situasi serangan balik.

Baca juga: Lanjut TC di Kroasia, Timnas U19 Indonesia Bakal Jalani 6 Laga Uji Coba Lagi

Dua situasi tersebut menunjukkan bahwa lemparan ke dalam menjadi salah satu solusi jitu untuk membuat skor. Sebagai pelatih kelas dunia, Shin Tae-yong pasti menyadari betul hal tersebut.

Akademisi Universitas Negeri Yogyakarta Sulistiyono, dalam tulisannya berjudul 'Lemparan ke Dalam Teknik dan Taktik yang Terlupakan pada Permainan Sepak Bola', menyebut bahwa dalam sebuah pertandingan sepak bola, sekitar 70 persen situasi bola mati adalah lemparan ke dalam.

Hitungan kotornya, setiap tim dapat melakukan lebih dari 25 kali lemparan ke dalam pada satu pertandingan.

Oleh karena itu, kalau dilatih dengan teknik dan taktik yang baik, peluang untuk membuat gol dari lemparan ke dalam semakin besar.

Baca juga: Laga Timnas Bosnia Hanya untuk 2.000 Penonton Langsung

Klub Liga Inggris Liverpool ialah salah satu klub besar dunia yang sangat memerhatikan kualitas lemparan ke dalam.

Gelar juara Liga Inggris musim 2019-2020 dan Liga Champions 2018-2019 yang diraih Liverpool tak lepas dari keputusan mereka untuk merekrut pelatih khusus lemparan ke dalam bernama Thomas Gronnemark pada tahun 2018.

"Saya sudah sangat lama berada di sepak bola, memikirkan mengapa banyak hal yang tidak berjalan baik dengan lemparan ke dalam, tetapi tidak memiliki solusi untuk itu," kata pelatih Liverpool, Juergen Klopp.

"Sekarang, sangat bagus bagi kami untuk memiliki seorang spesialis. Menarik bagaimana kami berbicara hanya tentang lemparan ke dalam setelah pertandingan," ujar Klopp dikutip laman resmi Liverpool.

Baca juga: Bima Sakti Ungkap Perkembangan TC Timnas U16 Indonesia

Thomas Gronnemark sejatinya tidak berlatar sepak bola. Dia besar sebagai atlet lari jarak pendek. Namun, penggemar sepak bola itu mempunyai bakat luar biasa dalam melakukan lemparan ke dalam.

Bukan cuma melakukan, Gronnemark dapat merumuskan pengetahuannya dalam sebuah standar yang diciptakannya sendiri.

Tahun 2004, pria asal Denmark berusia 45 tahun itu memberanikan diri terjun ke dunia sepak bola untuk menangani lemparan ke dalam

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com