Aksi berlutut saat lagu The Star-Spangled Banner berkumandang merupakan bentuk protes setelah terjadinya beberapa kekerasan yang dilakukan polisi terhadap warga kulit hitam AS.
"Pecinta olahraga seharusnya tidak pernah memaafkan pemain yang tidak bangga dengan lagu kebangsaan mereka atau negara mereka. NFL harus mengubah kebijakan!" tulis Trump di Twitter pada tahun 2017.
Namun, Trump seakan tutup telinga dan mata soal protes tersebut sehingga aksi itu terus bermunculan pada tahun-tahun berikutnya.
"Cari cara lain jika anda ingin protes. Berdiri dengan bangga untuk lagu kebangsaan anda, atau anda tidak akan digaji," kicau Trump pada tahun 2018.
Baca juga: Jon Jones Bersih-bersih Kampung Halaman Setelah Protes George Floyd
"Pertandingan football merupakan sebuah pertandingan yang harus dinikmati oleh para fan yang membayar mahal tiket. Pertandingan itu bukan tempat untuk protes," tambahnya.
If NFL fans refuse to go to games until players stop disrespecting our Flag & Country, you will see change take place fast. Fire or suspend!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) September 24, 2017
Usai aksi berlutut Colin Kaepernick yang menginspirasi atlet lainnya membuat karier sang quarterback meredup. Dia tidak lagi memiliki klub hingga sekarang.
Meski tak berkarier di NFL, dia menjadi wajah dari iklan brand alat olahraga, Nike.
Kaepernick juga mendapat penghargaan Amnesty International karena aksinya.
"Colin Kaepernick telah membangkitkan perhatian kolektif kami tentang persoalan yang sedang terjadi di AS, mengenai krisis keadilan berlandaskan isu rasial," kata Mantan Direktur CIA John Brennan Twitter.
Baca juga: Hormati George Floyd, Pemain Liga Inggris Diminta Tiru Anak Lilian Thuram
"Apa yang dia lakukan sama sekali bukan bentuk pelecehan terhadap bendera negara. Dia bahkan ingin menyampaikan pesan dari pembukaan UUD kita, yakni membangun persatuan. Well done, Colin, well done."
Melansir BBC, Kaepernick punya alasan tersendiri dengan aksi berlutut tersebut.
"Saya tidak akan berdiri untuk menunjukkan kebanggaan terhadap sebuah bendera negara yang menekan warga kulit hitam dan kulit berwarna," kata Kaepernick dikutip BBC pada tahun 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.