KOMPAS.com - Para pemain Premier League diminta untuk memberikan penghormatan kepada mendiang George Floyd ketika kompetisi kasta teratas Liga Inggris itu digulirkan kembali.
Melansir dari Goal, Selasa (2/6/2020), permintaan itu disampaikan oleh ketua organisasi Kick It Out, Sanjay Bhandari.
Kick It Out merupakan organisasi yang berkaitan dengan sepak bola dan dibangun untuk tujuan pendidikan serta memerangi rasialisme dan diskriminasi.
Bhandari secara khusus meminta para pemain Liga Inggris untuk menunjukkan solidaritas bagi George Floyd ketika merayakan gol.
Bhandari berharap, bintang-bintang Liga Inggris bersedia menunjukkan sikap yang sama seperti yang terjadi di Bundesliga.
Baca juga: Anak Lilian Thuram Dedikasikan Gol di Bundesliga bagi George Floyd
Pekan lalu, sejumlah pemain dari klub Bundesliga memberikan penghormatan bagi George Floyd ketika merayakan gol.
Winger muda Borussia Dortmund asal Inggris, Jadon Sancho, merayakan gol ke gawang Paderborn dengan cara membuka kaus dan menunjukkan tulisan 'Justice For George Floyd'.
Penyerang Borussia Moenchengladbach, Marcus Thuram, memberikan penghormatan dengan cara sedikit berbeda.
Anak legenda Perancis, Lilian Thuram, itu merayakan gol kontra Union Berlin dengan berlutut di kakinya sebagai bentuk penghormatan bagi George Floyd.
"Saya tidak melihat apa yang dilakukan Marcus Thuram sebagai hal yang salah. Dia hanya berlutut," ujar Bhandari.
Baca juga: Liga Inggris Dilanjutkan 17 Juni, Liverpool Belum Akan Ganti Jersey
"Ketika mencetak gol, mereka bisa berlutut. Semua orang bisa melakukan itu," imbuhnya.
"Semua pemain atau setiap tim seharusnya bisa melakukan itu. Rasialisme itu bukan hanya tentang pemain berkulit hitam atau fans yang memiliki kulit cokelat. Semua orang harus menunjukkan solidaritas," kata Bhandari menegaskan.
Solidaritas bagi George Floyd memang terus mengalir, tak terkecuali dari pelaku sepak bola.
George Floyd adalah pria berkulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih lutut petugas polisi, Derek Chauvin, di Minneapolis pada Senin (25/5/2020).
Baca juga: Penghormatan Liverpool untuk Mendiang George Floyd
Floyd (46) ditangkap dengan tuduhan memakai uang palsu untuk bertransaksi di toko kelontong.
Sebelum meninggal, Floyd sempat meminta Chauvin untuk melepaskannya karena ia tidak bisa bernapas.
Namun, Chauvin tidak mengindahkan permintaan tersebut. Tak lama kemudian, Floyd diam tak bergerak dan dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
Insiden yang membuat George Floyd kehilangan nyawa tersebut kemudian memicu demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat dengan mengangkat isu rasialisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.