KOMPAS.com - Sebagai klub top Liga Indonesia, Persija Jakarta memiliki deretan penyerang berkualitas dari masa ke masa.
Contohnya dalam tiga musim terakhir, Macan Kemayoran - julukan Persija - bertumpu pada Marko Simic untuk membobol gawang lawan.
Selain itu, Persija juga kerap melahirkan duet maut di lini depan.
Ketika sepak bola populer dengan menggunakan formasi dua penyerang (4-4-2 atau sebagainya), Macan Kemayoran memiliki beberapa duet mematikan.
Sebut saja duet Bambang Pamungkas-Aliyudin atau Batoum Roger-Adolfo Fatecha.
Baca juga: 2 Lawan Tersulit Ardi Idrus Selama di Persib, Salah Satunya Bintang Persija
Jauh sebelum itu, Persija sudah memiliki duet menakutkan bagi setiap lawan.
Mereka adalah Bambang Pamungkas dan Budi Sudarsono. Kombinasi penyerang beda karakter ini terjadi saat Persija meraih juara Liga Indonesia musim 2001.
Laman resmi Persija pada Rabu (20/5/2020) mengulas kembali duet maut Bambang-Budi (2B).
Kala itu, Bepe - sapaan Bambang - masih berusia 21 tahun, sementara Budi yang baru saja direkrut dari Persebaya, lebih tua setahun.
Meski berusia muda, mereka menjelma menjadi duet mematikan.
Total 32 gol dikemas pasangan emas ini, dengan rincian 17 gol dari Bepe dan 15 gol dari Budi.
Performa apik mereka pun mampu menggeser posisi penyerang jempolan lain di Persija yakni Widodo C. Putro dan Gendut Dony.
Salah satu aksi terbaik Ular Piton - julukan Budi - adalah saat melawan PSDS Deli Serdang pada partai keempat Liga Indonesia musim tersebut. Juru gedor asli Kediri itu membukukan empat gol.
Budi berhasil menjawab tantangan. Sebelumnya dirinya jarang mendapat jam bermain di Persebaya.
Baca juga: Pedro Javier Kenang Duetnya dengan Bambang Pamungkas di Persija
Hal inilah yang membuat pelatih timnas Indonesia saat itu, Benny Dollo memanggilnya untuk memperkuat skuad Garuda dalam ajang Pra Piala Dunia dan SEA Games.