"Wah, itu nama yang hebat. Saya setuju!" ungkap Soekarno.
Pada tahun 1984, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto mengubah nama GBK menjadi Gelanggang Olahraga Senayan melalui Keppres Nomor 4 Tahun 1984 tentang Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan.
Pengubahan nama tersebut tak lain sebagai langkah de-Soekarnoisasi atau upaya mengaburkan sosok Soekarno dalam sejarah bangsa Indonesia.
Baca juga: Pemain Timnas U16 Indonesia Pernah Pecahkan Foto Presiden Jokowi
Tujuh belas tahun kemudian setelah Indonesia memasuki masa reformasi, muncul keinginan untuk mengembalikan Gelora Olahraga Senayan menjadi Gelora Bung Karno.
Keinginan ini disampaikan secara resmi pertama kali dalam rapat dengar pendapat antara Komisi I DPR dan Menteri Sekretaris Negara Djohan Effendi pada 24 Oktober 2000.
Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid merespons positif usulan itu saat menghadiri HUT PDI Perjuangan ke-28 di Stadion Utama GBK pada 14 Januari 2001.
Tiga hari kemudian, dia pun menerbitkan Keppres Nomor 7 Tahun 2001 yang mengembalikan nama Sang Proklamator ke kompleks olahraga itu.
Baca juga: Satu Hal yang Raphael Maitimo Rela Lakukan demi Bela Timnas Indonesia
"Menimbang bahwa dengan memperhatikan aspirasi yang berkembang di dalam masyarakat untuk menghormati dan mengabadikan nama Presiden Pertama Republik Indonesia sebagai penggagas dibangunnya Gelanggang Olahraga Senayan di kawasan Senayan, Jakarta, maka dipandang perlu untuk mengubah nama Gelanggang Olahraga Senayan menjadi Gelanggang Olahraga Bung Karno," tulis Gus Dur dalam keputusannya 17 Januari 2001 silam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perubahan dan Asal Usul Nama Gelora Bung Karno"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.