Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Gelora Bung Karno yang Pernah Diganti pada Era Soeharto

Kompas.com - 13/05/2020, 04:00 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Timnas Indonesia memiliki stadion kebanggaan bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta.

SUGBK terletak di tengah kompleks Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno.

Kompleks Gelora Bung Karno berisikan stadiun utama, stadion skunder, lapangan sepak bola, stadion air, stadion tenis (indoor dan outdoor), lapangan hoki, bisbol dan panahan, serta beberapa gimnasium dalam ruangan.

Kompleks olahraga tersebut kali pertama dibangun pada tahun 1960 dan diresmikan pada tahun 1962 sebagai tempat pembukaan Asian Games ke IV.

Baca juga: GBK Jadi Stadion Terfavorit di Asia Tenggara

Dalam upacara pembukaan tersebut, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno mengatakan, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia khususnya di bidang olahraga.

Nama Gelora Bung Karno pertama diusulkan lewat perbincangan pagi hari antara Soekarno dengan Menpora Maladi, Mendagri dr. Soemarno Sosroatmodjo, Menteri Agama Saifuddin Zuhri menjelang peresmian.

Soekarno sebenarnya menamainya dengan Pusat Olah Raga Bung Karno.

Namun, kemudian membatalkannya gara-gara Saifuddin Zuhri yang merupakan ayah dari Menteri Agama era Jokowi 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin.

Baca juga: GBK Masuk Nominasi Stadion Termegah di Asia Tenggara Versi AFC

Dikutip dari otobiografi KH Saifuddin Zuhri: Berangkat dari Pesantren (2013), ceritanya, saat itu Soekarno tengah membahas nama kompleks olahraga itu bersama para menteri di serambi belakang Istana.

Saifuddin saat itu menyanggah nama Pusat Olah Raga Bung Karno dan mengusulkan usulan lain.

"Nama itu tidak cocok dengan sifat dan tujuan olahraga," komentar Saifuddin. "Mengapa?" tanya Soekarno.

"Kata 'pusat' pada kalimat 'Pusat Olahraga' itu kedengarannya kok statis, tidak dinamis seperti tujuan kita menggerakkan olahraga," jawab Saifuddin.

"Usulkan nama gantinya kalau begitu!" balas Soekarno.

Baca juga: Kiper Persija Jakarta Merindukan Atmosfer Stadion Utama GBK

"Nama 'Gelanggang Olahraga' lebih cocok dan lebih dinamis," usul Saifuddin.

"Nama Gelanggang Olahraga Bung Karno kalau disingkat menjadi Gelora Bung Karno! Kan mencerminkan dinamika sesuai dengan tujuan olahraga," lanjutnya.

"Wah, itu nama yang hebat. Saya setuju!" ungkap Soekarno.

Pada tahun 1984, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto mengubah nama GBK menjadi Gelanggang Olahraga Senayan melalui Keppres Nomor 4 Tahun 1984 tentang Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan.

Pengubahan nama tersebut tak lain sebagai langkah de-Soekarnoisasi atau upaya mengaburkan sosok Soekarno dalam sejarah bangsa Indonesia.

Baca juga: Pemain Timnas U16 Indonesia Pernah Pecahkan Foto Presiden Jokowi

Tujuh belas tahun kemudian setelah Indonesia memasuki masa reformasi, muncul keinginan untuk mengembalikan Gelora Olahraga Senayan menjadi Gelora Bung Karno.

Keinginan ini disampaikan secara resmi pertama kali dalam rapat dengar pendapat antara Komisi I DPR dan Menteri Sekretaris Negara Djohan Effendi pada 24 Oktober 2000.

Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid merespons positif usulan itu saat menghadiri HUT PDI Perjuangan ke-28 di Stadion Utama GBK pada 14 Januari 2001.

Tiga hari kemudian, dia pun menerbitkan Keppres Nomor 7 Tahun 2001 yang mengembalikan nama Sang Proklamator ke kompleks olahraga itu.

Baca juga: Satu Hal yang Raphael Maitimo Rela Lakukan demi Bela Timnas Indonesia

"Menimbang bahwa dengan memperhatikan aspirasi yang berkembang di dalam masyarakat untuk menghormati dan mengabadikan nama Presiden Pertama Republik Indonesia sebagai penggagas dibangunnya Gelanggang Olahraga Senayan di kawasan Senayan, Jakarta, maka dipandang perlu untuk mengubah nama Gelanggang Olahraga Senayan menjadi Gelanggang Olahraga Bung Karno," tulis Gus Dur dalam keputusannya 17 Januari 2001 silam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perubahan dan Asal Usul Nama Gelora Bung Karno"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com