KOMPAS.com - Episode terkini serial dokumenter Netflix, The Last Dance, fokus ke kebiasaan judi Michael Jordan. Ternyata, mega bintang dunia basket tersebut sudah terbiasa judi sejak remaja.
The Last Dance menyorot seberapa besar Michael Jordan punya kebiasaan berjudi walau MJ pernah mengatakan pada sebuah wawancara bersama NBC pada 1993 bahwa judi hanyalah "hobi" yang "tak punya pengaruh besar ke kehidupannya."
Judi tersebut bisa datang dalam beragam bentuk bagi Michael Jordan.
Mulai dari hal kecil seperti lempar-lemparan koin dengan para petugas keamanan di ruang ganti Bulls, taruhan di lapangan golf, sampai judi kartu dengan para bintang NBA lain di Olimpiade Barcelona 1992.
CBS Sports melaporkan bahwa kebiasaan judi Jordan bermula dari ketika ia di SMA dan kuliah.
Baca juga: The Last Dance: Momen Carmen Electra Sembunyi Telanjang di Kamar Dennis Rodman
Berbagai buku melaporkan kebiasaannya berjudi bersama para pelatih SMA pada sesi latihan.
Setelah itu, sebuah cek senilai 5 dolar AS yang ditulis Jordan ke sesama mahasiswa di Universitas North Carolina pada 1982 muncul ke permukaan.
Uang tersebut dimenangkan pada sebuah laga biliard dan mahasiswa tersebut, alih-alih meminta uang tunai, meminta Jordan menulis cek karena ia melihat bahwa MJ akan menjadi bintang pada masa depan.
Jordan pun melanjutkan kebiasaan tersebut di NBA.
Ia berjudi dengan siapa saja, mulai dari penjaga pertandingan sampai wartawan yang bertugas meliput Bulls.
Rekan setimnya merupakan pihak yang paling sering jadi lawan judi MJ.
Baik itu level taruhan besar atau hanya kecil-kecilan, mantan rekan setim sang mega bintang di Bulls mengatakan bahwa MJ berjudi dengan mereka "untuk memuaskan sisi kompetitifnya."
Kebiasaan ini mencapai level internasional saat ia melakukan persiapan bersama The Dream di Monako jelang Olimpiade 1992.
Jordan menikmati sekali masanya di negara kota mungil tersebut karena ia bisa mengunjungi kasino-kasino Monte Carlo yang terkenal.
Ia pun mkerap bermain kartu sampai larut malam bersama Magic Johnson, Charles Barkley, Patrick Ewing, dan Scottie Pippen di sela-sela pertandingan Olimpiade 1992.