KOMPAS.com - Deontay Wilder menjadi salah satu petinju kelas berat dengan rekor kemenangan yang impresif.
Sejak melakoni debut profesional pada November 2008, petinju Amerika Serikat itu meraih 42 kemenangan dengan 41 di antaranya berakhir dengan KO.
Hanya dua kali Wilder gagal mengalahkan lawannya, semuanya itu dialami ketika menghadapi petinju asal Inggris, Tyson Fury.
Wilder dipukul jatuh dua kali oleh Fury hingga dipaksa menyerah pada ronde ketujuh pada pertandingan 23 Februari 2020.
Fury ternyata bukan orang pertama yang dapat mengalahkan Wilder dalam pertandingan tinju resmi.
Adalah Clemente Russo, seorang petinju amatir sekaligus polisi dari Italia yang dapat membuat Wilder pulang dengan kepala tertunduk dalam pertandingan.
Eks juara tak terbantahkan kelas penjelajah Oleksandr Usyk juga senasib dengan Wilder.
Bedanya, Usyk dapat membalas kekalahan atas Russo dalam final Olimpiade 2012.
Russo disebut memiliki kekuatan dalam bermain efektif serta mengacaukan ritme lawan. Hal itu seperti dikatakan mantan lawannya, Danny Price.
Baca juga: Motivasi dari Mike Tyson untuk Deontay Wilder yang Sedang Terpuruk
"Secara teknik dia tidak bagus ataupun enak ditonton, dia hanya bermain efektif," kata Danny Price.
"Setiap kali serangan saya sukses, dia kemudian memegangi lengan saya (clinching). Anda tidak pernah dapat mencapai ritme terbaik Anda karena dia akan mengacaukannya."
Price menuturkan bahwa pukulan Russo juga tidak keras. Hanya, permainannya sulit untuk diduga lantaran tidak seperti petinju amatir pada umumnya.
"Apa kelebihannya? Anda tidak dapat tahu, tetapi di dalam ring dia sulit ditebak dan memiliki refleks yang cepat," tutur Price.
Price sendiri tidak kaget Wilder bisa dikalahkan Russo. Dengan teknik tinju Wilder yang kurang mumpuni, Price yakin Rosso bakal selalu menang atas Wilder.
"Wilder hanya seorang tukang pukul .... Russo akan selalu bisa mengalahkannya sebagai petinju amatir," ucap Price menambahkan.
Russo tidak pernah menggeluti dunia tinju profesional.
Di level amatir, pria berusia 37 tahun itu sudah meraih dua gelar juara dunia (2007, 2013) dan dua medali perak dari Olimpiade (2008, 2012).
Pria yang memiliki tinggi badan 181cm tersebut berpeluang melakoni Olimpiade kelimanya andai lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung pada tahun 2021.
Russo melakoni debut di Olimpiade pada 2004. Menurut Boxrec, saat itu Russo sudah bertugas sebagai anggota kepolisian. (Ardhianto Wahyu Indraputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.