Respon pelan ini membuat keluarga sang pemain melayangkan gugatan ke Ajax Amstredam melalui KNVB (PSSI-nya Belanda).
Pengacara keluarga Nouri berargumen kalau usaha penyadaran kembali berlangsung terlalu pelan dan tim medis Ajax bertindak di luar panduan medis.
Kurangnya alur oksigen pada fase-fase kritis ini yang diselidiki membuat otak sang pemain mengalami kerusakan permanen walau tes jantung dan otak awalnya positif.
Baca juga: Usaha Klub LaLiga Akhiri Cedera (4), Klinik RC Celta yang Merawat Rakyat
Ajax Amsterdam, melalui petinggi klub Edwin van der Sar, mengutarakan pada 2018 kalau para ahli jantung yang meneliti bukti-bukti baru dari kejadian tersebut menemukan bahwa tim medis menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencoba melancarkan aliran udara Nouri ke jantung.
"Jika alat kejut jantung dipakai lebih cepat, mungkin Abdelhak akan keluar dari kondisi ini dalam kondisi lebih baik. Hal ini tidak pasti, tetapi ada kemungkinan," tutur eks kiper Juventus dan Manchester United tersebut.
"Kami mengenali tanggung jawab dan kesalahan kami atas konsekuensi yang terjadi," tuturnya.
Kini, kakak sang pemain, Abderrahim, memberikan update mengenai kondisi Abdelhak.
"Kondisinya bagus, ia belum lama ini ada di rumah. Kami merawatnya sekarang. Saya harus mengatakan bahwa kondisinya jauh lebih baik setelah ia meninggalkan rumah sakit," tutur Abderrahim kepada De Wereld Draait Door.
"Ia sadar berada di mana, ia kembali ke lingkungan familiar dengan keluarganya."
Sang kakak juga mengungkapkan kalau Abdelhak kini menunjukkan tanda-tanda positif walau hal tersebut bukan berarti dirinya dapat beraktivitas normal.
"Ia tak lagi dalam koma. Ia terbangun. Ia tidur, ia bersin, ia makan, ia bersendawa. Namun, hal ini bukan berarti bahwa dirinya akan bisa berdiri sendiri dari tempat tidur," tuturnya.
"Ia harus tiduran dan masih sangat bergantung kepada kami. Pada hari baik ada semacam komunikasi, contohnya dengan alis mata atau sebuah senyuman. Namun, Anda memerhatikan bahwa ia tak dapat bertahan lama," tuturnya.
"Kami berbicara kepadanya seperti ia tak sakit. Kami mengikut sertakan dia dalam pembicaraan dan kami menonton pertandingan sepak bola bersama di ruang tengah," lanjutnya.
"Anda bisa melihat bahwa ia sangat suka itu. Ia menujukkan emosi. Terkadang ia emosional tetapi terkadang ada juga senyuman."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.