Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola Indonesia Jangan "Ngeyel" seperti Italia

Kompas.com - 23/03/2020, 12:20 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

Korban pertama bernama Adriano Trevisan adalah titik balik Italia, yang kini berjuang dengan ratusan kematian baru setiap harinya dan kasus infeksi terus bertambah.

Baca juga: PSIS Tetap Gelar Latihan Tertutup Saat Calon Lawan Putuskan Libur

Pada hari yang sama ketika Trevisan meninggal di sebuah rumah sakit di Schiavonia, Napoli mengalahkan Brescia di pentas Liga Italia.

Laga Brescia vs Napoli juga masih ditonton suporter masing-masing klub secara langsung di stadion.

Kini, sepak bola Italia tengah berjuang melawan virus corona. Negara beribu kota Roma itu juga menjadi penyumbang angka kematian tertinggi di dunia.

Korban jiwa akibat virus corona di Italia mencapai 4.825 jiwa. Sebanyak 793 orang meninggal pada Sabtu (21/3/2020) waktu setempat.

Nama-nama pemain andalan dari klub-klub peserta Liga Italia juga mulai berstatus positif terjangkit Covid-19.

Terbaru, penyerang andalan Juventus, Paulo Dybala, menjadi salah satu dari puluhan ribu kasus yang tersebar di Negeri Pizza.

Baca juga: Paulo Dybala dan Paolo Maldini Terjangkit Covid-19, Bukti Italia Masih Kendor

Sosok Direktur Teknis AC Milan, Paolo Maldini beserta anaknya, Daniel Maldini, turut menjadi pasien.

Parahnya lagi, klub-klub besar Italia seperti Lazio dan Napoli bersikukuh melakukan latihan rutin.

Begitu juga dengan Juventus yang memberikan "diskon" kepada pemainnya untuk pulang kampung di masa karantina nasional negara Italia.

Pesepak Bola Rentan Terinfeksi

Mengutip Daily Mail, dr Eva Carneiro justru menilai atlet sepak bola sangat rentan terhadap penularan virus, termasuk virus corona.

Sebab, banyaknya pertandingan maupun latihan akan memengaruhi pola tidur serta kebugaran para pemain.

Baca juga: Perbedaan Kasus Covid-19 Paulo Dybala dan Paolo Maldini

Lebih lanjut, intensitas kontak fisik serta kebiasaan menggunakan botol minum yang sama di lapangan juga tidak bisa dihindarkan oleh para pemain.

"Pemain profesional telah terbukti memiliki imun yang rentan," kata Eva Carneiro dikutip dari Daily Mail.

"Itu karena jumlah olahraga yang mereka mainkan. Aktivitas fisik, bermain di tingkat profesional dengan laga setiap 72 jam, serta ditambah latihan memicu timbulnya ketegangan dalam tubuh," ujar dia.

Penularan virus juga bisa meningkat di kalangan pesepak bola lantaran mereka tidak bisa terhindar dari kontak fisik satu sama lain.

Berbagi ruangan seperti ruang ganti, ruang pertemuan, ruang makan, hingga hotel yang sama juga meningkatkan ancaman penularan virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com