Perenang Ini Minta AS Lobi Supaya Olimpiade 2020 Ditunda

KOMPAS.com - Perenang spesialis gaya punggung Amerika Serikat, Jacob Pebley mendesak badan renang negaranya, USA Swimming, untuk menunda uji coba olimpiade pada Juni mendatang.

Ia juga meminta agar otoritas di negaranya bisa melobi agar penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Tokyo ditunda karena pandemi virus corona.

Pebley menjadi salah seorang atlet yang menginginkan Olimpiade Tokyo ditunda.

Di sisi lain, padahal panitia penyelenggara berulang kali mengatakan Olimpiade Tokyo akan digelar sesuai rencana pada 24 Juli sampai 9 Agustus.

"Saya sangat prihatin terhadap pernyataan IOC belum lama ini bahwa mereka pada dasarnya melanjutkan kerja sebagaimana biasa. Padahal, bukti terus bertambah bahwa COVID-19 tetap menjadi ancaman besar untuk masa dekat ini," tulis Pebley dalam posting Instagram seperti dikutip Antaranews.com dari Reuters, Jumat (20/3/2020).

Baca juga: Australia Dukung Apapun Keputusan IOC untuk Olimpiade 2020

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

Proud to announce my partnership with @redaceorganics They’ve been part of my racing routine since 2015 and so blessed to have them in my corner on my #roadtotokyo2020 ????????

A post shared by Jacob Pebley (@jacob.pebley) on Feb 4, 2020 at 11:00am PST

Pebley mempertanyakan bagaimana bisa anggota kontingen AS yang jadi "role model" untuk ratusan ribu atlet muda, malah menghadiri uji coba olimpiade ataupun pelaksanaan Olimpiade 2020.

"Melakukan hal seperti itu akan melawan semua bukti yang terus berkembang dan imbauan social distancing serta melindungi kesehatan masyarakat yang rentan," kata perenang berusia 26 tahun yang saat ini menjadi anggota timnas renang AS.

Pebley, yang turun pada Olimpiade Rio 2016, mengatakan sekalipun perhelatan terbesar dunia olahraga tersebut diselenggarakan tanpa penonton, Olimpiade tetap membutuhkan perjalanan dan interaksi ekstensif di kalangan atlet, staf, dan media.

Interaksi inilah yang dinilainya bisa menyebarkan virus.

"Para atlet seluruh dunia terkena getahnya oleh penutupan fasilitas-fasilitas latihan yang terjadi begitu cepat. Ini menciptakan lapangan bermain yang sama sekali tidak setara untuk Olimpiade," kata dia.