Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah di Balik Ribut-ribut Michael Jordan dan Dream Team Jelang Olimpiade 1992

KOMPAS.com - Episode 5 serial dokumenter Netflix, The Last Dance, mengupas soal persiapan The Dream Team Amerika Serikat ke Olimpiade Barcelona 1992. Salah satu sorotan utamanya adalah antipati Michael Jordan ke point guard Detroit Pistons, Isiah Thomas.

The Last Dance kembali menekankan bahwa pendirian Michael Jordan dan beberapa anggota Dream Team lain yang membuat Thomas tidak berangkat ke Olimpiade.

Isiah Thomas merupakan satu-satunya pemain dari starter tim NBA All-Star 1992 yang tak terpilih. Ia bahkan tak masuk daftar pemain cadangan.

Jordan berkisah soal masa ia dihubungi oleh Rod Thorn, chairman tim seleksi NBA, yang mengutarakan bahwa Amerika Serikat butuh jasanya di Olimpiade.

Sebelum berkata iya terhadap panggilan negara, MJ bertanya terlebih dulu, "siapa yang main?"

"Lalu, Rod berkata 'apa artinya itu?' Saya mengatakan, 'siapa yang bermain?'. Ia lalu berkata lagi, 'well, orang yang kamu maksud atau pikirkan, dia tak akan bermain'." tutur Jordan di dokumenter tersebut.

"Saya menghormati talenta Isiah Thomas. Bagi saya, point guard terbaik sepanjang masa adalah Magic Johson dan Isiah Thomas tepat di belakangnya. Tak peduli berapa besar saya benci dia, saya menghormati permainannya," tutur Michael Jordan secara terbuka.

"Sekarang, ada implikasi bahwa saya bertanya tentang dia (jelang Olimpiade 1992). Akan tetapi, saya tak pernah menyebut namanya."

Sikap ke Isiah Thomas ini berasal dari pertemuan Chicago Bulls dengan Detroit Pistons pada awal 1990an ketika Pistons menang dalam tiga playoffs beruntun menggunakan taktik kasar dan bertahan yang secara khusus menargetkan Michael Jordan.

Bulls baru mendapatkan pembalasan mereka pada seri playoffs 1991 ketika Jordan cs menyapu bersih kemenangan 4-0 dalam seri best of seven atas Pistons di Eastern Conference finals.

Seusai kekalahan pada laga keempat, Thomas dan beberapa rekannya seperti Bill Laimbeer tak menyalami para pemain Bulls dan langsung pergi sebelum pertandingan berakhir.

Isiah Thomas sendiri mengaku tak pernah mengerti alasan dirinya tak dipanggil ke Barcelona.

"Saya tak paham apa yang masuk ke dalam proses itu. Jika berdasarkan kriteria, saya seharusnya terpilih tetapi saya tidak," tuturnya.

MJ lalu mengutarakan bahwa kehadiran seseorang di tim tersebut lebih dari pencapaiannya di lapangan.

"The Dream Team, berdasarkan lingkungan dan rasa kebersamaan di dalam tim, mempunyai harmoni terbaik," tutur Michael Jordan. "akankah Isiah membuat atmosfer di tim tersebut berbeda? Tentu."

Kendati menolak tudingan bahwa ia pernah mengatakan nama Isiah Thomas secara langsung kepada Rod Thorn, ada beberapa kesempatan di masa lalu ketika Jordan secara spesifik menyingung nama sang pemain.

"Rod, saya tak ingin bermain jika Isiah Thomas ada di tim ini," tutur Jordan kepada Thorn, menurut buku Dream Team (2012) yang dibuat oleh Jack McCallum.

McCallum menulis itu berdasarkan ucapan Michael Jordan pada 2011.

Anggota Dream Team lain yang juga menyimpan kebencian terhadap Isiah Thomas adalah Scottie Pippen.

Hal ini terungkap di film dokumenter berjudul The Dream Team (2012) seperti dikutip dari CBS Sports.

Pippen mengutarakan bahwa ia "benci cara Thomas bermain basket." Ia juga berpendapat bahwa Michael Jordan tak ingin ada Thomas di tim tersebut.

Pada kesempatan lain, Pippen berkata bahwa Thomas adalah "ular" dan sang pemain "membakar jembatan dengan para pemain lain."

Hal serupa diutarakan oleh Magic Johnson, anggota lain Dream Team tersebut.

"Saya sedih bagi Isiah. Ia mengasingkan banyak orang sepanjang hidupnya dan masih tak paham juga sampai sekarang," tutur legenda Los Angeles Lakers itu di buku When the Game Was Ours (2009), karangan Jackie MacMullan, Magic sendiri, dan Larry Bird.

"Ia tak mengerti kenapa tidak terpilih ke Olimpiade dan hal ini sangat disayangkan. Anda harus paham apabila telah membuat kesal setengah dari NBA."

"Jika memilih tim berdasarkan kemampuan, Isiah akan terpilih ke Dream Team. Namun, Michael tak ingin dia ada. Scottie juga tidak. Bird tak mendukung dia. Karl Malone tak ingin ada dia. Tak ada yang bilang 'kami butuh orang ini'," tulis Magic lagi.

"Michael dituding sebagai pria yang tak ingin ada Isiah tetapi itu tak adil. Semua tak ingin ada dia. Kami mengerti bahwa kebersamaan kami tak akan sama," ujarnya lagi.

Thomas sempat marah balik ke Magic dan mengatakan bahwa "akhirnya ia punya keberanian untuk maju dan tak membiarkan Jordan selalu disalahkan. Saya harap ia bisa mengatakan ini ke muka saya dan tidak lewat buku agar bisa mendapatkan uang."

https://www.kompas.com/sports/read/2020/05/06/17000018/kisah-di-balik-ribut-ribut-michael-jordan-dan-dream-team-jelang-olimpiade

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke