Dukungan Pesepak Bola Nasional untuk Saddil Ramdani

KOMPAS.com - Beberapa pesepak bola Tanah Air memberikan dukungan untuk Saddil Ramdani yang sedang terjerat kasus penganiayaan.

Saddil Ramdani dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPKT) Polres Kendari atas kasus penganiayaan terhadap korban bernama Irwan (25 tahun) pada Sabtu (28/3/2020).

Laporan yang tertuang dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Nomor: STPL/109/III/2020 menjelaskan, korban mengalami luka robek di bagian kepala dan bibir, setelah dianiaya Saddil.

Penganiayaan kepada korban atas nama Irwan terjadi pada Jumat (27/3/2020) di Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, sekitar pukul 18.30 WITA.

Saddil Ramdani kemudian mengungkapka isi hatinya lewat unggahan foto di akun Instagram pribadinya, @saddilramdaniii, pada Sabtu (4/4/2020).

"Tetap melangkah dan semangat untuk bekerja tidak perduli dengan orang" yang telah mereka ucapkan terhadapmu karena sesungguhnya mereka tidak mengerti dan tidak tau apa yang telah terjadi," tulis Saddil dalam caption foto tersebut.

"Ingat harga diri keluarga lebih penting dari apa yang dicapai skrang bahkan tidak ada apa"nya, kamu sebagai laki" wajib untuk mempertahruhkan dan mempertahankan harkat dan martabat keluargamu #imstrong," lanjut Saddil.

Beberapa pesepak bola nasional terpantau turut menuliskan kalimat dukungan untuk pemain Bhayagkara FC itu di kolom komentar.

"Majua adikqu ko terbaik," tulis kapten Bhayagkara FC Ruben Sanadi.

Rekan setim lainnya, Sani Rizki Fauzi, berdoa agar Saddil selalu dalam lindungan Tuhan.

"Semangat sygee, semoga selalu dalam lindungan allah swt... aamiin @saddilramdaniii," tulis Sani Rizki.

Tak hanya rekan satu tim, pemain-pemain dari klub rival Bhayagkara FC pun ikut memberikan dukungan.

Terpantau, beberapa pemain, seperti Muhammad Ridho, Fahmi Al Ayyubi, Abduh Lestaluhu, Lerby Eliandry, dan Nelson Alom, turut meninggalkan pesan positif di kolom komentar.

Saddil akhirnya ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan terserbut.

Pemain 21 tahun itu dikenai wajib lapor dan terancam hukuman tujuh tahun penjara.