Paru dapat terkena paparan radiasi eksterna dan interna. Efek deterministik berupa pneumonistis biasanya mulai timbul setelah beberapa minggu atau bulan.
Efek utamanya yaitu pneumonistis interstisial yang diikuti dengan terjadinya fibrosis akibat rusaknya sel sistem vaskularisasi kapiler dan jaringan ikat yang dapat menyebabkan kematian.
Kerusakan sel yang mengakibatkan peradangan akut ini biasanya terjadi pada dosis 5-15 Gy. Efek stokastik berupa kanker paru.
Baca juga: Paru-paru: Pengertian dan Bagiannya
Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau kemandulan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang sterilitas.
Dosis radiasi sampai 1Gy menyebabkan kemandulan berbulan-bulan dan dosis 1-3 Gy kondisi kemandulan berlangsung selama 1-2 tahun.
Pengaruh radiasi pada sel telur tergantung pada usia, semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi.
Selain strerilitas, radiasi dapat menyebabkan menoupos dini akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi.
Sumsum tulang sebagai tempat pembentukan sel darah adalah organ sasaran paparan radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan kematian dalam waktu beberapa minggu.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan sel stem atau induk pada sumsum tulang.
Dosis radiasi seluruh tubuh sekitar 0,5 Gy sudah dapat menyebabkan penekanan proses pembentukan sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun.
Bagian dari sistem ini yang paling sensitif terhadap radiasi yaitu usus halus. Dosis radiasi yang tiggi dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang timbul berupa kanker pada epitel saluran pencernaan.
Efek paparan radiasi pada janin dalam kandungan bergantung pada kehamilan pada saat terpapar radiasi. Dosis ambang yang dapat timbul efek pada janin adalah 0,05 Gy.
Janin berisiko terhadap efek stokastik dan yang paling besar adalah risiko terjadinya leukemia pada anak-anak.
Baca juga: Kelenjar Tiroid: Fungsi dan Berbagai Gangguannya
Referensi: