Pada abad ke-7, Dapunta Hyang berusaha memperluas daerah kekuasaannya. Daerah yang berhasil dikuasai Sriwijaya ialah:
Dalam prasasti Talang Tuwo, dikatakan bahwa Dapunta Hyang membangun taman bernama Taman Sriksetra.
Prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa berbahasa Melayu kuno ini, mengisahkan Taman Sriksetra yang dihiasi kolam dan kanal.
Sang Raja juga meminta agar ditanam beberapa jenis pohon yang buahnya bisa dimakan, seperti kelapa, pinang, sagu, enau, dan wuluh.
Baca juga: Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara
Adalah Raja Sriwijaya yang terkenal dalam kronik Tiongkok sebagai Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa.
Pada tahun 1003, Raja Sri Cudamani Warmadewa pernah membangun sebuah candi sebagai bentuk dedikasinya kepada kaisar Tiongkok. Candi itu diberi nama Cheng Tien Wan Shou.
Nama raja Sri Cudamani Warmadewa diabadikan sebagai nama Vihara Culamani Farma di bagian selatan India. Hal ini tertulis dalam Prasasti Leiden.
Peninggalan ini membuktikan bahwa pada masa itu, Sriwijaya memiliki relasi dengan Dinasti Chola dari India.
Merupakan raja yang mampu membawa Sriwijaya pada puncak kejayaannya. Menurut Prasasti Nalanda, Balaputradewa merupakan keturunan Dinasti Syailendra.
Ia adalah cucu dari seorang raja Jawa yang dijuluki Wirawairimathana (penumpas musuh perwira). Berdasarkan prasasti itu juga, Balaputradewa disebut sebagai raja Suwarnadwipa, yakni nama kuno untuk Pulau Sumatera.
Baca juga: Hasil Perjuangan Raja Balaputradewa terhadap Kerajaan Sriwijaya
Kala itu, Pulau Sumatera identik dengan Kerajaan Sriwijaya. Karena itulah, sejarawan sepakat bahwa Balaputradewa mewarisi tahta Sriwijaya. Ditambah lagi, Wangsa Syailendra memang menguasai pulau tersebut.
Kejayaan Sriwijaya dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti maritim, politik, dan ekonomi.
Pada masa itu, agama Buddha berkembang sangat pesat. Raja Balaputradewa juga menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala yang kala itu dipimpin Raja Dewapaladewa.
Raja ini menghadiahkan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk mendirikan asrama bagi pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda.
Hal tersebut menandakan bahwa Balaputradewa memperhatikan ilmu pengetahuan bagi generasi mudanya.