Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal R.A Kartini, Sang Pahlawan Emansipasi Wanita

Kompas.com - 09/09/2022, 10:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Editor

Kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum.

Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Beberapa buku yang dibaca Kartini sebelum berusia 20 adalah Max Havelaar dan Surat-surat Cinta karya Douwes Dekker alias Multatuli.

Kartini juga sempat membaca De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Couperus dan Van Eeden, buku karya Augusta de Witt, dan buku roman-feminis karya Goekoop de-Jong Van Beek. Semua buku yang dibacanya ini tertulis dalam bahasa Belanda.

Baca juga: Biografi W.R Supratman, Seorang Jurnalis yang Pandai Main Biola

Meski tidak sempat berbuat banyak untuk kemajuan bangsa dan tanah air, Kartini mengemukakan ide pembaharuan masyarakat yang melampaui zamannya, lewat suratnya yang bersejarah.

Buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" karya Kartini

Cita-citanya yang tinggi dituangkan dalam suratnya yang ditujukan kepada kenalan dan sahabatnya di negeri Belanda, seperti EC Abendanon, MCE Ovink-Soer, Zeehandelaar, GK Anton dan HH von Kol, dan HG de Booij-Boissevain.

Pada 13 September 1904, Kartini melahirkan anak pertamanya. Beberapa hari kemudian, pada 17 September 1904, Kartini menghembuskan napas terakhirnya.

Setelah Kartini wafat, Jacques Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.

Surat Kartini tersebut kemudian diterbitkan di negeri Belanda pada 1911, oleh Mr JH Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht, berarti "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".

Tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan buku karya Kartini ini dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara.

Baca juga: Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator yang Gemar Cerita Pewayangan

Kemudian pada 1938, keluarlah “Habis Gelap Terbitlah Terang” versi Armijn Pane, seorang sastrawan Pujangga Baru.

Armijn membagi buku ini menjadi lima bab pembahasan, untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktunya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali.

Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Surat tersebut juga pernah diterjemahkan dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.

Terbitnya surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda.

Pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa.

Pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi tokoh Kebangkitan Nasional Indonesia, antara lain W.R Soepratman yang menciptakan lagu berjudul “Ibu Kita Kartini”.

Lagu tersebut menggambarkan inti perjuangan wanita untuk merdeka. Untuk menghargai jasa-jasanya sebagai pahlawan emansipasi wanita, tiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

Baca juga: Biografi Mohammad Hatta, Wakil Presiden Indonesia Pertama

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com