Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Teori Terbentuknya Alam Semesta

Kompas.com - 31/08/2022, 19:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Tidak ada material pembentuk alam semesta di dalamnya. Teori kuantum ditemukan oleh ahli astrofisika bernama William Lane Craig pada tahun 1966.

Teori Nebula atau Teori Kabut

Teori kabut atau teori nebula terdiri atas hidrogen, helium, dan debu angkasa kemudian melakukan rotasi yang kecepatannya sangat lambat sekali.

Hidrogen, helium, dan debu angkasa tersebut akan mulai menyusut karena temperatur dan tekanan suhu yang terdapat di jagat raya sangat rendah.

Dampak dari penyusutan ini membentuk cakram datar dan ditengahnya terdapat sebuah bintang. Teori Kabut atau Teori Nebula ditemukan oleh ahli astrofisika bernama Immanuel Kant pada tahun 1775.

Baca juga: Jarak Bumi ke Matahari dan ke Planet Lainnya di Tata Surya

Teori Planetesimal

Teori Planetesimal menyatakan bahwa matahari sebagai bintang berpapasan dengan bintang yang lain. Karena efek papasan tersebut terjadilah efek saling tarik menarik oleh masing-masing gaya gravitasi bintang.

Peristiwa tarik menarik antar gravitasi bintang inilah yang menyebabkan partikel-partikel bintang tertarik keluar dan membentuk partikel yang baru di alam semesta.

Partikel tersebut membentuk planet. Teori Planetesimal ditemukan oleh dua ahli astrofisika berkebangsaan Amerika Serikat, yaitu Chamberlein dan F. R. Moulton. Penemuan teori planetesimal ditemukan pada tahun 1911.

Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar ini mengatakan bahwa jagat raya terbentuk dari tabrakan sesame bintang yang akhirnya salah satu bintang tersebut meledak. Gaya gravitasi  bintang berpengaruh pada partikel baru yang terjadi karena dampak dari tabrakan tersebut.

Gaya gravitasi bintang mengakibatkan munculnya partikel-partikel yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak karena efek tabrakan tadi.

Lalu partikel-partikel tersebut akhirnya disebut bagian daripada ciri planet. Teori bintang kembar ditemukan pada tahun 1930. Belum jelas ilmuwan yang menemukan teori bintang kembar.

Baca juga: Galaksi Bima Sakti: Tempat Bumi dan Tata Surya Berada

Teori Proto Planet

Teori Proto Planet berpendapat bahwa jagat raya terbentuk dari sekelompok gas dan debu yang bertebaran di luar angkasa. Teori Proto Planet bermula sejak 5 miliar tahun yang lalu. Teori Proto Planet berasal dari partikel gas dan debu yang mampet.

Proses mampetnya partikel gas dan debu tersebut tertarik menuju ke bintang karena gaya gravitasi bintang. Lalu berputar mengelilingi bintang akhirnya disebutlah planet.

Teori Proto Planet ditemukan oleh ahli astronomi berkebangsaan Jerman bernama Carl von Weizsaeker pada tahun 1940-an.

Teori protoplanet kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar.

Teori Pasang Surut

Teori pasang surut merupakan teori pembentukan jagat raya yang berasal dari bola gas panas yang akhirnya mendingin karena temperatur dan tekanan suhu di luar angkasa sangat dingin. Pendinginan bola gas tersebut menyusut dan terbagi menjadi keping-keping yang disebut planet.

Teori Kondensasi

Teori kondensasi adalah adalah bagian daripada teori dalam pembentukan jagat raya karena bola kabut raksasa yang berevolusi membentuk cakram dengan bola gas sebagai pusatnya. Teori kondensasi ditemukan oleh G. P. Kuiper.

Baca juga: Teori Planetesimal: Teori Pembentukan Tata Surya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com