Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengolahan Tanah untuk Lahan Pertanian Berkelanjutan

Kompas.com - 04/07/2022, 10:30 WIB
Syifa,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

Mayoritas tanaman lebih menyukai tanah yang sedikit asam dengan konsentrasi H+ yang tinggi. Karena dapat menggantikan mineral bermuatan positif dari partikel tanah dan membuatnya lebih mudah diserap.

Menyesuaikan pH tanah dinilai rumit. Sebab perubahan konsentrasi H+ dapat membuat satu mineral lebih tersedia, sedangkan mineral lainnya kurang.

Misal, pH 8 mudah menyerap kalsium, tetapi zat besi hampir tidak tersedia di tanah.

Baca juga: Dampak Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

PH tanah harus sesuai dengan kebutuhan mineral tanaman. Tanah yang terlalu asam dapat diatur dengan menambah kalsium karbonat atau kalsium hidroksida.

Sedangkan jika tanah terlalu basa, bisa ditambah asam sulfat untuk menurunkan kadar pHnya.

Ketika pH tanah turun hingga 5 atau lebih rendah, ion aluminium beracun (Al3+) menjadi lebih mudah larut dan diserap akar.

Ion beracun ini dapat menghambat pertumbuhan akar, dan mencegah penyerapan kalsium yang merupakan nutrisi penting bagi tanaman.

Pengendalian erosi

Dilansir dari buku Ilmu Tanah (2016) karangan Muhajir Utomo dkk, penyebab utama kerusakan lahan pertanian adalah erosi air.

Oleh karena itu diperlukan pengelolaan tanah. Bertujuan melindungi sumber daya tanah dari kerusakan.

Baca juga: Komponen Penyusun Tanah beserta Proporsinya

Erosi air dan angin dapat menghilangkan lapisan tanah dalam jumlah besar. Erosi merupakan penyebab utama degradasi tanah, karena unsur hara terbawa oleh angin dan aliran sungai.

Untuk membatasi erosi, petani bisa menanam pohon sebagai penahan angin, tanaman terasering di lereng bukit, dan bercocok tanam dengan pola kontur.

Fitoremediasi

Beberapa lahan tidak layak untuk ditanami. Karena mengandung logam beracun dan polutan organik yang telah mencemari tanah atau air dalam tanah.

Fitoremediasi adalah bioteknologi yang memanfaatkan kemampuan beberapa tanaman untuk mengekstrak polutan tanah.

Teknik ini juga merupakan jenis bioremediasi yang menggunakan prokariota dan protista untuk mendetoksifikasi lahan yang tercemar.

Baca juga: 6 Fungsi Tanah dalam Ekosistem, Apa Sajakah Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com