Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Rotasi dan Revolusi Bumi

Kompas.com - 16/03/2022, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Akibatnya, bagian kutub Bumi yang condong ke matahari menyebabkan Bumi bagian selatan bertambah dekat dengan matahari dan mengalami musim panas. 

Pada saat yang sama, belahan Bumi bagian utara letaknya jauh dari matahari, sehingga menyebabkan musim dingin.

Di antara pergantian musim panas ke dingin, terjadi musim gugur. Di antara pergantian musim dingin ke panas, terjadi musim semi. 

Jadi, belahan Bumi utara dan selatan mengalami 4 musim. Sedangkan bagian tengah Bumi, hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.

Baca juga: Alasan Matahari Disebut sebagai Sumber Energi Terbesar di Bumi

  • Perbedaan lamanya siang dan malam

Perbedaan lamanya siang dan malam juga diakibatkan oleh revolusi Bumi. Bagian Bumi yang dekat dengan matahari, akan mengalami siang yang lebih lama. Bagian Bumi yang jauh dari matahari, akan mengalami malam yang lebih lama.

  • Perubahan rasi bintang

Adanya revolusi Bumi menyebabkan rasi bintang yang berubah-ubah. Rasi bintang merupakan deretan bintang yang tampak dari Bumi yang membentuk suatu gugusan tertentu.

  • Gerak semu tahunan matahari

Pada waktu tertentu, matahari tampak berada di belahan Bumi utara. Akan tetapi, adakalanya matahari tampak berada di belahan Bumi selatan. Hal ini karena Bumi berevolusi dan memiliki kemiringan.

  • Tahun Kabisat

Tahun kabisat merupakan tahun yang memiliki jumlah hari sebanyak 366 hari. Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berevolusi yaitu 365 ¼ hari, sehingga setiap 4 tahun sekali akan menjadi 366 hari. 

Itulah akibat rotasi dan revolusi Bumi. Mari sayangi Bumi kita dengan cara-cara yang bijaksana. Berperilaku syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu cara menyayangi Bumi kita.

Baca juga: Hewan-hewan yang Menggunakan Kemagnetan Bumi untuk Navigasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com