KOMPAS.com - Bengkulu adalah provinsi Indonesia yang memiliki penduduk asli bernama Suku Rejang. Suku Rejang hidup di tanah Bengkulu dan mengembangkan berbagai macam kebudayaan.
Dua di antaranya yang masih terkenal hingga sekarang adalah lagu Jibeak Aweo dan Lalan Belek. Berikut lirik dan makna lagunya:
Lirik lagu Jibeak Awieo:
Lak mumei coande lapen (mau makan tak berlauk)
Ade lapen pucuk ubei (ada lauk pucuk ubi)
Lak betunak coade lapen (mau beristri tak ada jodoh)
Ade lawen semulen tuwei (ada jodoh perawan tua)
Jibeak weo jibeak weo (jangan begitu jangan begitu)
Jibeak weo weo (jangan begitu-begitu)
Jibeak weo jibeak weo (jangan begitu jangan begitu)
Jibeak weo weo (jangan begitu-begitu)
Anak kan seniep bae (anak ikan dipanggang saja)
Lak melapen silei cigai (mau digulai tak bergaram)
Anak tun kemeleak bae (anak orang dipandang saja)
Lak mengasen caci cigai (mau dipinang tak berduit)
Jibeak weo jibeak weo (jangan begitu jangan begitu)
Jibeak weo weo (jangan begitu-begitu)
Jibeak weo jibeak weo (jangan begitu jangan begitu)
Jibeak weo weo (jangan begitu-begitu)
Baca juga: Lagu Tradisional di Banten
Makna lagu Lagu Jibeak Awie:
Silvia Devi dalam jurnal berjudul Orang Rejang dan Hukum Adatnya: Tafsiran Atas Kelpeak Ukum Adat Ngen Ca’o Kutei Jang Kabupaten Rejang Lebong (2016), menjelaskan
kebudayaan yang dimiliki orang Rejang menjadi acuan dalam kehidupan, sehingga nilai budayanya dipedomano dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu budaya yang menjadi pedoman, tercemin dalam lagu Jibeak aweo. Lagu tersebut menceritakan kesusahan seorang pemuda Rejang yang makan seadanya, mau menikahpun sulit mencari calon dan juga terhambat keuangan.
Meski hidup susah, dirinya tetap harus disyukuri karena masih bisa makan dan masih bisa menemukan jodoh. Jibeak aweo mengajarkan masyarakat Rejang untuk selalu bersyukur apapun yang terjadi dalam kehidupan.
Baca juga: Lagu-lagu di Daerah Jawa Timur
Lirik lagu Lalan Belek:
Oi lalan belek, oi lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah)
Oi lalan belek, oi lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah)
Kemak boloan si depeak depeak nang au
(ambil bambu sebelah sebelah)
Kemak dawen si lipet duwei lipet duwei
(ambil daun dilipat dua)
Kunye depeloak etun temegeak nang au
(biar sepuluh orang melatang)
Belek asen ite berduei ite beduei
(kembali rasa kita berdua)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah)
Amen ku namen repie epet nang au
(kalau kutahu buah pare pahit)
Coa ku melapen eboak kedulo eboak kedulo
(tidak kumasak buah kedula)
Amen kunamen idup yo peset nang au
(kalau kutahu hidup ini sengsara)
Coa ku lak tu’un mai dunio tu’un mai dunio
(tidak mau turun ke dunia)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah)
Amen ade seludang pinang nang au
(kalau ada pelepah pinang)
Jano guno ku upeak igei ku upeak igei
(apa guna kuupah lagi)
Amen bayangan betunang nang au
(kalau ada bayangan hendak bertunang)
Jano guno bemadeak igei bemadeak igei
(apa guna berkata-kata lagi)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah, lalan kembalilah)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah, lalan kembalilah)
Bilei iyo temanem tebeu nang au
(hari ini kita menanam tebu)
Memen sebilei temanem seie temanem seie
(besok lusa kita menanam serai)
Bilei iyo betemeu nang au
(hari ini kita bertemu)
Memen sebilei ite becei ite becei
(besok lusa kita bercerai)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah, lalan kembalilah)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah, lalan kembalilah)
Oi lalan belek, oi lalan belek, lalan belek
(duhai lalan kembalilah, duhai lalan kembalilah, lalan kembalilah)
Baca juga: 5 Lagu Daerah di Jawa Tengah
Makna lagu Lalan Belek:
Lagu Lalan Belek berasal dari sebuah hikayat yang sangat terkenal di Suku Rejang tentang cerita seorang bidadari yang menikah dengan manusia.
Dikisahkan tujuh bidadari bersaudara turun ke Bumi untuk mandi dan menanggalkan pakaiannya. Ada seorang bujang (laki-laki) yang melihat mereka lalu mencuri pakaian salah satunya yaitu milik bidadari termuda bernama lalan.
Tanpa tahu bajunya telah dicuri, lalan menikah dengan bujang tersebut dengan syarat tidak pernah saling membohongi.